Hai, lama banget ya ga update;)
Maapin ya kalo part ini dikit
Aku lagi banyak deadline smt 7 ini harus sempro
Kalo ada waktu dikit aku pasti luangin nulis
Sabar yaa nunggu aku updateOke gitu aja, selamat membaca!
***
Anaya terdiam memeluk tubuhnya sendiri, tangan kanannya bergerak mengusap sikutnya merasa bimbang dengan kejadian tadi, ia sendiri syok mengapa bisa ia mengirim foto itu pada Andra, lalu yang anehnya ulah siapa yang tega melakukan hal ini padanya?
Galvin? Nama itu terlintas di pikirannya sekarang. Mobil Anaya berbelok mengarah kawasan apartemen Galvin.
Setelah memparkirkan mobil di lobi, langkahnya memasuki hotel dan masuk ke dalam lift menuju lantai dimana apartemen Galvin berada.
Anaya sengaja menekan tombol bel berkali-kali dan menggebrak pintu memanggil sosok yang dicarinya agar keluar. Beberapa saat, tidak ada sahutan di dengar, Anaya berbalik hendak menemuinya lagi di lain hari.
"Kamu nyari aku, Anaya?" bisiknya.
"K-kak ....," Anaya agak kaget, siapa sangka? Galvin tiba-tiba sudah berada tepat di belakangnya sekarang. "Iya Anaya cari Kak Galvin, sebenernya ada yang mau ditanyain soal handp—"
"Kita bicarain aja ini di dalem, nggak enak ngobrol di depan pintu," ucapnya menempelkan kartu akses tersebut agar lebih mudah masuk.
Keduanya masuk ke dalam apartemen, Anaya berjalan lebih dulu, sementara Galvin yang terakhir menutup pintu.
"Aku buatin kamu minum dulu biar nanyanya enak, ya?"
"Nggak usah, Kak. Nanti ngerepotin,"
"Nggak lama kok." Galvin menawarkan beberapa menu minuman. "Mau minum ap,"
"Apa aja, Kak."
"Oke, aku buatin teh camomile dulu, bentar ya?"
Anaya tersenyum tipis melihat kepergian Galvin ke dapur. Ia melirik-lirik ke segala ruangan apartemen yang pernah dimasukinya terakhir kali, keadaannya masih sama tapi ada satu hal yang menarik pandangannya. Sebuah ruangan lain yang pintunya terbuka lebar dan tiba-tiba saat ia hendak bangun ada satu lembaran foto entah darimana berhembus terbang ke arah tepat pada kakinya.
Anaya bergumam penasaran saat tubuhnya membungkuk mengambil foto tersebut, wajahnya langsung pucat pias usai lembar itu dibalik mendapati foto dirinya yang dituliskan menjadi target selanjutnya.
Wajah Anaya mendadak panik, melihat ke arah dapur, Galvin masih belum juga muncul, kemudian ia berjalan memasuki ruangan tersebut dan menutupnya.
Ini kedengarannya gila, Anaya seharusnya pergi tapi ia lebih percaya jika menemukan bukti lagi, ia mengacak seisi ruangan dan tepat ketika dirinya membuka sebuah gorden yang dikira jendela rupanya sebuah rahasia besar muncul di baliknya.
"Akhirnya lo masuk jebakan gue, Anaya."
Bulu kuduk Anaya meremang ketika Galvin muncul dari belakang membisikkan hal itu diikuti telingannya yang membuat Anaya sontak berbalik dan mundur menjauhi Galvin. Namun, ia telat lebih dulu karena Galvin sudah membekapnya dengan obat bius yang ada pada sapu tangan.
Anaya yang hanya bisa melakukan sedikit perlawanan pasrah dan dirinya tak punya kendali lagi sebelum akhirnya pingsan.
***
Dalam waktu kurang dari 10 jam, tim kepolisian investigasi sudah menemukan bukti yang menganjal dari percakapan yang ditampilkan melalui layar proyektor.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...