29| Too Emotional

185 10 0
                                    

Helloo, balik lagi update😅
Kamu  suka cerita ini karena apaa?

Happy Reading!

* * *

Aleya membolak-balikan buku paketnya. Merasa bosan dengan buku-buku di depannya demi menyelesaikan pendidikan Aleya di jenjang pendidikan sekolah menengah atas.

Aleya mengangkat ponsel yang ia balikkan untuk mengecek apakah ada sebuah notif atau tidak dari seseorang yang ditunggunya sedari tadi, tapi sayangnya tidak ada, malah dari orang lain yang tidak diharapkannya.

Kepala Aleya rasanya mendidih, ia selalu mencari kesempatan dari awal sehingga sekarang makin sulit sekali jauh dari Rafael. Anehnya semakin Aleya ingin menjauh selalu saja ada yang ia butuhkan pada Rafael, sedangkan semakin dekat, Aleya terasa muak karena Rafael menganggapnya bukanlah seorang teman melainkan pacar sungguhan.

Lockscreen Aleya dari dulu masih belum diubah, masih fotonya dengan Andra. Keseringan memandang layar kunci membuat Aleya rindu berat dengannya, walau suka marah dan nyebelin, dengan begitu Aleya malah merasa nyaman.

Terakhir kali kencan, Aleya tidak bisa menghentikan senyumnya. Apalagi sesuatu terjadi kala terakhir kali mereka berpisah lagi.

"Kalo gitu Andra pamit ya, Yah?"

"Take care, Dra."

"Pastinya, Yah." Andra memandang Aleya sekarang. Mengusap rambutnya sembari tersenyum lebar. "Datingnya masih berantakan, kapan-kapan lagi, ya?"

Aleya mengangguk pelan.

"Udah gitu aja?" Diaz malah mencari perkara baru agar mereka mengeluarkan momen romantis.

"Apaan sih, Yah?"

"Oke, Ayah masuk, nggak akan liat," ucapnya beranjak pergi menjauh dari sana.

"Al, sorry gue—"

Aleya berbalik saat dipanggil, mendongak pada Andra yang lebih tinggi darinya.

Cup!

Tubuh Aleya mendadak menegang mendapati ciuman di pipi dari Andra. Kakinya mendadak kaku, bagaimana dengan sekali sentuhan Aleya bisa terombrak-ambrik perasaannya. Fix sih ini, Aleya beneran suka sama Galandra.

"Jangan kangen, gue bakal sibuk UAS abis ini. Nanti kita ketemu lagi setelah gue libur, dua minggu, waktunya semua buat lo."

Aleya menarik senyumnya, sangat manis. "Semangat!"

Aleya menyemangatinya, Andra akan abadikan hal tersebut di kepalanya agar sebagai kunci dimana dirinya bisa melewati masa-masa sulit kuliah.

"Text me if you get home."

Aleya menimang-nimang pilihan. Namun, setelahnya tanpa pikir panjang ingin menelponnya sekarang. Padahal, tadinya Aleya hendak marah dengan kejadian tadi pagi, mendengar bahwa Gaby menginap di rumah bujang takut Andra kembali susah moveon. Mengingat banyak laki-laki di sana tidak mungkin juga Gaby berniat ingin balikan. Bukankah di Timezone kemarin membuktikan bahwa Gaby yang terlihat suka duluanlah pada Neo?

Sudahlah Aleya tidak ingin memusingkan, yang ia pikirkan kali ini kehadiran Andra, meski hari ini masih hari rabu, Aleya ingin sekali menyuruh Andra pulang mendatanginya di waktu petang. Menjemputnya sekolah dan pergi jalan-jalan sebentar. Namun, belum sempat ditelepon orang tersebut mengejutkannya akibat kini menghubunginya duluan.

"Aleya?"

Suaranya Andra muncul di pendengaran. Aleya tersenyum, suaranya sangat khas ia rindukan.

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang