Halooo
Update cepet nih tau kan harus apa xixiHappy Reading!
* * *
"Halo, Andra?" Aleya yang sedang sibuk belajar mendadak teAkhirnya kamu ngabarin, akusampe panik takut kamu matiin telpon takut kenap—"
"Aku di depan."
"Yaudah, kenapa nggak masuk aja?"
"Kamu keluar, aku nggak mau masuk."
"Hah? Kamu kenapa, sih? Aneh banget."
"Cepet Al, aku tunggu sepuluh menit sebelum aku beneran pergi."
Aleya mengernyit. "Pergi keman—halo?"
Sambungan seketika di putus, Aleya berjalan ke arah jendela, melihat di bawah sana Andra menatap jendelanya.
Aleya bergegas mengambil sweater oversized untuk membuat bajunya lebih tertutup karrna hari sudah malam, udara di luar pasti sangat dingin, apalagi Andra menunggunya sekarang.
"Dra?" Aleya semakin dibuat bingung, kedatangan disambut Andra dengan kecupan singkat dan langsung memeluknya erat ketika menemuinya. Tidak berbicara dan menjahilinya ketika biasa bertemu, anehnya laki-laki itu diam dan bertindak seperti butuh dukungan.
"Kamu baik-baik aja, kan?" Aleya mengusap-usap punggung Andra. Memberikan dorongan bahwa ia menyayangi laki-laki itu yang tidak tahu di balik pelukan tersebut ada hal apa yang di sembunyikan.
Sesaat pelukan meregang, Aleya masih menatapi wajah Andra, dirinya kini sekarang terlihat seolah baik-baik saja. Namun, sebuah luka memar di pipi kiri muncul tanpa di duga.
"Ini kenapa?"
Andra menurunkan tangan Aleya yang menyentuh pipinya. "Nggak apa-apa." Andra menggeser tubuhnya membukakan pintu mobil untuk Aleya. "Mending kamu, ikut aku."
"Kemana? Lagian udah malem gini juga, mendi—"
"Masuk aja dulu, bisa?!" Andra berujar tegas, mau tak mau Aleya menurut.
Andra membanting pintu mobil hingga menimbulkan bunyi yang membuat Aleya menutup mata dalam sekejap. Laki-laki tak berkata apapun, malah menancapkan mobilnya. Aleya buru-buru memakai seatbelt melihat kecepatan mobil kini di atas rata-rata, emosi Andra nampaknya tidak stabil memandang raut wajahnya seperti tidak baik-baik saja. Ada apa sebenarnya?
Mobil Diaz berlalu di hadapan halte tempat Andra meneduh, Ayahnya itu tidak melihat Andra berada di sana memandanginya dengan wanita tersebut sedaritadi dengan emosi ingin meluap, bahkan Andra nekat menerjang hujan deras demi memasuki mobil mengejar mobil Ayahnya dengan cekat.
Sejak awal bertemu mereka bertiga bahkan berpura-pura tak mengenal satu sama lain, lalu mengapa menjadi akrab dalam waktu sekejap? Sudah jelas wanita tersebut adalah orang yang dimaksud Aleya.
Tak lama mobil Diaz berhenti di rumah Gaby. Andra sengaja lebih melambatkan kendaraannya dan malah memutar arah agar tidak ketahuan.
Di depan teras sana Gaby dengan senang-senangan tersenyum memeluk Diaz. Seperti keluarga bahagia tanpa merasa bersalah sekali menutupi hal ini darinya. Andra jelas tidak terima, hujan yang mereda menjadikan dirinya menemui langsung ketiganya yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Jadi Ayah sama Ibu kapan rencana nikahnya? Udah nentuin tanggal?"
Langkah Andra terhenti di depan pintu mendengar pembicaraan mereka yang serius. Tubuhnya yang basah kuyup terdiam dengan napas yang naik turun menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...