Hari menjelang malam, yang lainnya seperti Raka dan Chris sudah berpamitan pulang ke resort milik sahabatnya. Neo sendiri juga sudah pulang ke rumahnya bersama Olivia. Andra tidak peduli dengan Aleya dan Rafael bagaimana entah mereka benar-benar berteman atau pacaran juga. Yang saat ini dipikirkan adalah hubungannya dengan Gaby. Semenjak tadi Olivia mengacau dengan memberikan perhatian kecil pada Andra. Beruntung Gaby tidak marah dan masih ada di sampingnya. Sengaja belum Andra antarkan kembali ke resort karena mereka ingin menikmati waktu luang berdua.
"Kita mau kemana sekarang?" tanya Gaby terheran dengan Andra yang terus membawa mobil entah tujuannya kemana.
"Tenang aja, aku cuma mau ngajak kamu ke suatu tempat."
Gaby hanya terbingung melihat Andra memutar stir mobilnya memasuki sebuah tempat, letaknya di pinggir tebing.
"Di sini?" tanya Gaby melihat ke segala arah dari dalam kaca mobil. Hanya banyak pepohonan di bawah sana juga ada pemandangan karang yang menjulang tinggi dan di bawahnya ada pantai dengan ombak yang selalu pasang surut. Suasana di sini sangat sepi, gelap jika tidak ada penerangan dari lampu mobil, dan hanya suara binatang-binatang kecil yang saling bersahutan.
"Hm ...." Wajah Andra terlihat sedih ketika menunduk dengan satu tangan yang memegang stir kemudi. Ia menoleh menatap Gaby yang bingung.
"Kamu kenapa?"
"Aku minta maaf soal Ayah yang lebih perhatiin orang lain daripada kamu," ungkap Andra mengingat setelah acara makan-makan usai, ia terus menahan diri melihat Diaz lebih perhatian dengan Aleya dan temannya itu, Rafael. Padahal niat Andra membawa teman-temannya main ke rumah juga pacarnya sendiri agar lebih akrab dengan mereka, tapi ini malah sebaliknya.
Gaby tersenyum tipis, meraih tangan Andra untuk digenggamnya. "It's okay. Ini baru pertama ketemu. Kamu juga dulu gitu kan, waktu ketemu ibu aku."
Andra ikut menarik bibirnya. Mengingat pertemuan pertama Andra dengan Mrs. Eva sebagai pacar Gaby. Lebih parah dibandingkan dengan Ayahnya.
"Malam, Mrs. Eva," sapa Andra pada Dosennya tersebut.
Mrs. Eva melipat tangannya di dada menatap anaknya dengan seorang laki-laki baru pulang di jam 9 malam ini. "Malam ... ini maksudnya apa ya, anak saya jam segini baru diantar pulang sama kamu, Andra?"
Tubuh Andra mendadak panas dingin diinterogasi oleh Dosen sendiri tentang anaknya yang baru pulang malam begini. Ini baru ditanya hal sepele, bukan hal tentang skripsi. "Tante-maksud saya, Mrs. Eva jangan marah dulu." Andra menelan ludahnya susah payah. "Saya sama Gaby dan Neo memang pergi belajar bareng, terus abis itu kita main ke Mall ... bentar hehe," akunya sembari menyengir.
"Jadi intinya apa?"
Gaby terdiam begitu ibunya meminta Andra berterus terang. Namun berbeda dengan Andra yang seolah penasaran dengan maksud pertanyaan tersebut.
"Kalian pacaran, kan?" lanjutnya dengan jelas. Tebakan Dosennya itu benar sekali
"Tante nggak masalah kan, kalo kita pacara-"
"Putus sekarang juga."
"Ibu?" Gaby panik mendengar jawaban ibunya.
Wajah Andra langsung pucat seketika. "T-tan, maksud saya Mrs. Eva. Saya beneran sayang sama Gaby, saya serius sama dia dan kita juga baru pacaran hari ini, Tan," sela Andra.
"Justru karena baru pacaran hari ini, saya nggak mau anak saya disakitin laki-laki lain."
Andra mengerti, Gaby pernah bercerita bahwa ibunya memang takut jika Gaby berpacaran lalu disakiti laki-laki lain. Andra juga tahu betul dengan sosok ibunya yang single parent. Pasti sangat berat menjadi sosok ibu sekaligus ayah mengurus Gaby sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Ficção AdolescenteMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...