Ada beberapa orang yang tak layak untuk diberi jawaban. Bahkan ada dari mereka yang tak layak untuk dilihat. Dan berbincang dengan mereka, kita hanya akan menjadi bodoh dan idiot.
Mereka bisa mengelak. Mereka bisa mendesir. Mendesis. Bahkan tertawa terbahak-bahak. Mereka bisa mengutukimu. Menganggap orang lain sampah. Dan tengah bersuka cita dengan perundungan yang mereka sukai. Dan mereka aman dalam cangkang mereka di dunia Maya. Sebuah dunia tanpa tatap muka. Sebuah dunia tanpa kehadiran di depan mata kita sendiri.
Mereka aman di dunia ini, dan mendorong orang-orang lainnya untuk menikmati perundungan bersama. Ya mereka menikmati. Sebelum kelak kenyataan menghancurkan diri mereka secara telak.
Orang-orang lemah. Miskin. Atau mereka yang iri hati terhadap orang lain, akan pandai berceloteh dan menghindar. Ah, musuh terbesar mereka adalah kekuasaan, orang yang jauh lebih kejam dari mereka, atau, para filsuf?
Masukkan mereka ke dalam penjara. Maka segala kesombongan kata-kata mereka, akan langsung berhenti. Siksa mereka dengan ganas. Maka sikap kejam mereka di dunia maya, mendadak akan menjadi ciut. Atau, musnahkan saja mereka, sebagai keberadaan yang tak penting.
Bertemu dengan orang bodoh yang lupa dengan isi kepalanya sendiri. Kita lebih baik diam. Terlebih jika kebodohan itu berkelompok dan saling mendukung. Untuk apa membuang tenaga dengan orang-orang kaya idiot? Kaum miskin pembenci? Yang tak akan mau mendengarkan orang lain itu.
Cukup beri mereka perang saudara. Dan nikmati pertunjukkan akhirnya. Siapa kelak di antara mereka akan bertahan bukan? Para kaum kaya idot atau pembenci yang miskin?
Para idiot ini ada di mana-mana. Mereka bisa bersantai dan menjauhi para pemikir. Mereka tak bisa membangun argumen yang kokoh. Mereka tak memiliki cukup otak untuk menjelaskan dunia. Dan tak banyak keberanian untuk menjelaskan diri sendiri. Itulah sebabnya, mereka membenci. Membenci siapa pun yang tak menyenangkan bagi mereka. Yang menggangu kenyamannya.
Maka, akan aku tulis kepada mereka, sebuah filsafat untuk para diktator. Kelak, biar mereka menikmatinya sendiri. Kenyataan yang tak menyenangkan dari sebuah perang. Dari kekejaman nyata. Dari matinya anak-anak mereka di depan mata mereka sendiri.
Ternyata di dunia ini, ada yang lebih kejam dari pada dunia nyaman mereka. Dunia nyaman dalam persembunyian.
Ah, jika orang-orang itu kelak menghadapi bencana alam. Mari kita tertawakan! Jika kelak mereka sangat bingung menghadapi pandemi berikutnya, mari kita bersenang-senang! Saat anak-anak mereka lahir cacat dan penuh rasa sakit. Mari kita bersuka cita!
Mari kita ejek mereka yang mengejek kita. Tunggu sampai kehidupan nyata membuat mereka tak lagi bisa tertawa.
Ah, saat bertemu orang bodoh yang berkumpul. Lebih baik kita diam. Atau pergi yang jauh, sambil bersiul dan menikmati angin laut. Biarkan mereka bercoleh sendiri di sana. Dan kita menertawakan kehidupan mereka yang penuh omong kosong dan tak layak itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/206339626-288-k49721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, NIHILIS
No Ficciónapa jadinya, jika hampir semua orang lebih memilih menghindari menyelesaikan persoalan utama kehidupan dan lebih memilih hidup tenang dan kepura-puraan yang disepakati? lalu, kapan akan ada akhir? kapan ulangan akan berhenti?