KEHIDUPAN LAMA MEMBUATKU TAKUT UNTUK BERPIKIR

68 5 0
                                    

Hidup yang panjang membuat orang-orang menjadi pengecut. Begitu mudah jatuh dalam ketakutan akan masa depan. Dan pada akhirnya, tak lebih dari para pemarah yang tak kemana-mana.

Sekedar makmur. Marah di sana sini. Lalu mati. Hanya itu. Tak menarik.

Aku melihat begitu banyaknya orang kaya yang hidup sekedar bekerja dan berumah tangga. Membeli ini dan itu. Lalu saling bertengkar di media sosial atau dunia nyata karena alasan-alasan yang sepele. Atau hal-hal yang berbeda pandangan dan tak disukai.

Kekayaan tak banyak bisa membeli kebijaksanaan. Juga ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan.

Banyak orang menjadi mandul oleh hidup panjang dan kekayaan. Tak lagi banyak berpikir. Menjadi orang biasa pada umumnya. Sekali mati hanya sekedar mati. Mencoba membanggakan kekayaannya tapi hanya sejauh Itulah yang bisa dilakukan.

Kekayaan yang tak unik. Sekedar lewat begitu saja. Nyaris tak berjejak. Dan banyak orang kaya pun menua dalam hidup yang penuh amarah akan banyak hal dan sekian banyak kekecewaan.

Apa yang bisa aku lakukan? Kadang, rindu diri yang dulu yang begitu bebas dalam berpikir dan menulis apa pun. Kebebasan berpikir yang kejam kadang adalah keindahan tersendiri dari kehidupan yang membosankan dan kemakmuran yang hanya itu itu saja.

Kota ini telah menjadi bagian dari perjalanan berpikirku. Mungkin sudah waktunya untuk berpindah. Menyelesaikan beberapa gagasan yang harus diselesaikan. Kembali menjadi agak liar. Dan mengabaikan orang-orang yang tak penting dan tak layak untuk sekedar ditanggapi.

Karena, banyak orang pada dasarnya memang tak penting. Sekali hidup lalu mati. Tak ada yang menarik dari mereka. Kecuali kepura-puraan bahwa mereka adalah unik dan layak untuk dilihat.

Sedikit dari orang-orang yang hidup hari ini yang layak untuk disebut. Bahkan mungkin, diriku sendiri? Jika pada akhirnya, aku takut berpikir lebih jauh karena hubungan-hubungan sosial dan harus menjadi jinak agar hidup menjadi makmur dan tak kekurangan.

Karena kemakmuran membuat banyak orang menjadi budak waktu dan kehidupan.

AKU, NIHILISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang