10. Hari Pernikahan

667 221 76
                                    

Kylie memperhatikan pantulan wajahnya di cermin, seorang makeup artist baru saja selesai merias wajahnya. Kylie terlihat semakin cantik dengan polesan makeup ala pengantin. Namun, aura kebahagiaan tidak terpancar di wajahnya.

Gaun hitam yang ia kenakan terlihat indah melekat di tubuh rampingnya, variasi bulu-bulu angsa yang timbul didesain dengan seapik mungkin.

Tak lupa, pernak-pernik perhiasan mewah dengan mata berlian hitam yang berkilauan kala diterpa cahaya.

Pintu kamarnya terbuka, Kylie dan seluruh penata rias menoleh, mendapati Charlotte dan Albert yang baru saja tiba di hotel ini. Melihat mereka, Kylie segera menghamburkan diri ke pelukan ibunya. Mendekapnya seolah memendam kerinduan yang mendalam.

Charlotte dengan senang hati menyambut pelukan anaknya. Namun, wanita itu merasakan sesuatu yang berbeda. “Ada apa, Honey?” tanya Charlotte khawatir.

“Aku merindukan kalian!” kilah Kylie, matanya terlihat berkaca-kaca. Sebenarnya ia belum siap dengan pernikahan ini.

Awalnya Kylie sangat yakin jika Fergio tidak seburuk yang ia pikirkan. Tapi mendengar obrolan temannya semalam, ia tahu jika Kylie bukanlah satu-satunya wanita di hidup Fergio.

Begitu banyak wanita yang telah pria itu tiduri. Kylie takut jika kebiasaan itu akan terus terulang setelah pernikahan mereka.

Charlotte melepaskan pelukan Kylie dan menatap mata putrinya, wanita itu tersenyum agar Kylie juga ikut tersenyum. “Jangan menangis, Honey. Kau akan merusak riasan indahmu!”

Kylie mengangguk, ia membungkuk di hadapan sang ayah, mengelus tangan pria paruh baya itu. “Ayah, nanti kau yang mengantarkan aku ke altar kan?”

Albert yang tidak dapat berbicara itu hanya mengangguk, lalu mengelus tangan putrinya.

Sebenarnya Charlotte dan Albert merasakan apa yang putrinya rasakan. Pernikahan Kylie hanya tinggal beberapa jam lagi setelah itu putri semata wayang mereka akan sah menjadi seorang istri dan akan dibawa pergi oleh suaminya.

Seorang hairstylist berjalan menghampiri mereka dan memotong adegan dramatis keluarga itu. “Maaf nona, waktunya sudah terlalu singkat, aku harus segera menata rambutmu.”

Kylie menatap wajah ibunya, ia menghela napas dan segera kembali ke meja riasnya, duduk termangu di depan cermin. Hairstylist dengan sigap menyelesaikan riasan yang sempat tertunda.

Rambut Kylie ditata sedemikian rupa hingga terbentuklah sebuah sanggul modern dengan sedikit kesan messy. Sebuah mahkota dengan tiara hitam diletakkan di atas kepalanya.

Semuanya terlihat sangat indah, elegan dan mahal. Tapi kesedihan dalam hati Kylie membuat auranya terlihat sangat gelap. Seimbang dengan warna gaun dan pernak pernik yang ia kenakan saat ini.

Jam menunjukkan pukul 9.30 pagi. Sebentar lagi pernikahan akan segera dilangsungkan, tepat di ballroom hotel. Charlotte bisa merasakan  kegugupan yang saat ini Kylie rasakan.

Wanita itu menggenggam tangan Kylie untuk sekedar menenangkannya. Dan itu cukup berhasil, terlihat dari bibir Kylie yang mulai menyunggingkan seulas senyum.

🍁🍁🍁

Kylie dan Albert memasuki ballroom. Semua mata tertuju pada mereka yang saat ini tengah berjalan di atas karpet yang membentang sampai ke altar.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang