15. Bermacam Aturan

197 29 1
                                    

Sore telah tiba, Kylie kini telah kembali ke kamarnya. Ia mengecek baterai ponselnya yang telah terisi penuh. Gadis itu pun mencabut ponsel itu dari charger-nya.

Saat ia baru akan mendaratkan bokongnya di ranjang, seseorang masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi. Kylie menoleh seketika dan mendapati suaminya baru saja masuk.

“Aku ingin berbicara denganmu.” Pria itu berbicara dengan mata yang tertuju pada ponsel yang Kylie genggam.

Kylie menurunkan ponselnya dan memfokuskan pandangannya kepada Fergio.

“Kau ingin berbicara apa, Tuan.”

“Kudengar kau baru saja mengajak pelayan rumah ini bersenang-senang di salon keluargaku.” Fergio berucap tenang, datar dan dingin.

“B-benar, apakah itu salah?” tanya Kylie terbata.

“Tentu salah, kau masuk ke dalam sana tanpa seizinku dan kau justru membawa orang lain untuk ikut bersamamu.”

“Bukankah ... .”

Fergio menyela ucapan Kylie. “Kau memang istriku tapi yang berhak atas rumah ini itu aku, bukan dirimu.”

Kylie terenyak mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya. Ia tidak menyangka jika pergerakan dirinya akan sangat dibatasi.

“Meminta izin untuk masuk ke mana pun? Apakah aku seasing itu, Tuan?”

“Ya!”

Fergio berjalan ke menghampiri Kylie, menarik ponsel yang berada dalam genggaman Kylie. “Kau juga dilarang mrngenakan ponsel di rumah ini.”

Kylie mengernyit, raut bingung tercetak jelas di wajah jelitanya. “Apa alasannya?”

“Tempat ini begitu terisolasi, aku tidak ingin lokasi rumah ini bocor karenamu.” Setelah mengatakan itu, pria itu berlalu meninggalkan Kylie yang masih dirundung rasa bingung.

“Tuan, tunggu!” Kylie memekik. Tapi Fergio terus berjalan tanpa menghiraukan gadis itu.

Gadis itu berlari menyusul suaminya. Langkah cepat pria itu membawanya masuk ke kamar terlebih dahulu. Kylie memberanikan diri mencoba masuk ke dalam sana. Setidaknya ia akan meminjam ponselnya sebentar untuk menghubungi kedua orang tuanya.

Saat Kylie membuka pintu kamar itu, ia sempat terkejut melihat Fergio masih berdiri di depan pintu, dan melemparkan tatapan tajam kepadanya.

“Berani sekali kau masuk ke kamar ini lagi.” Pria itu bersedekap dada.

“Kembalikan ponselku!” Kylie berujar kesal

“Mulai sekarang kau tidak boleh memegang ponsel. Ini rumahku, dan kau harus mengikuti peraturan yang ada, jika kau masih memaksa maka aku akan membuangnya!”

Kylie merasa jika peraturan itu cukup aneh, ia bahkan tidak mengetahui lokasi rumah ini sesungguhnya. Kalau pun ia tahu untuk apa ia membocorkannya? Dan kepada siapa?

“Tidak, kau tidak berhak melakukan itu, Tuan Osvaldo! Kau tidak tahu aku membelinya dengan susah payah, dan dengan mudahnya kau mengatakan bahwa kau akan membuang ponselku?”

Tidak ada jawaban, Kylie yang semakin kesal berusaha menerobos kamarnya. Namun, dengan cepat pria itu mendorong tubuh Kylie hingga membentur tembok di belakang, membuatnya ambruk ke lantai.

“Ahh ... .” Kylie meringis merasakan sakit di pinggang dan sikunya. Kylie menatap tajam ke arah Fergio. ‘Kenapa dia kasar sekali?’

“Kau mau ini? Ambillah.” Pria itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menyodorkannya pada Kylie.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang