Pagi telah tiba, terlihat dua orang pelayan berjalan di lorong rumah sakit ini. Ya, para pelayan itu adalah suruhan Lucas untuk menjaga Kylie.
Setelah sampai di depan ruangan Kylie, para pelayan itu mengetuk pintu sebanyak tiga kali, kemudian mereka masuk ke dalam ruangan tersebut.
Kedua pelayan itu saling pandang saat melihat ranjang di ruangan itu kosong, Kylie tidak ada di sana. Para pelayan itu mencoba untuk berpikir positif.
"Di mana Nyonya? Apakah dia ada di toilet?" Salah satu dari pelayan itu bertanya pada temannya.
"Aku tidak tahu, biar aku cek." Pelayan yang terlihat lebih muda itu berjalan menuju pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Ia mengetuknya namun tidak ada jawaban sama sekali.
"Bagaimana?"
Pelayan tadi menoleh dan seketika menggeleng. "Tidak ada jawaban."
Pelayan senior itu berjalan mendekati pintu kamar mandi, ia mencoba untuk mengetuk dan memanggil Kylie. Tapi hasilnya sama saja. Hingga pada akhirnya pelayan itu membuka pintu toilet yang ternyata tidak dikunci sama sekali. Saat ia melihat ke dalam toilet itu, tidak ada orang sama sekali.
"Apakah Tuan Lucas salah memberi informasi?" Pelayan muda itu melirik ke arah seniornya.
"Entahlah, sebaiknya kita tanyakan pada bagian informasi sekarang."
Para pelayan itu memutuskan untuk bertanya pada bagian informasi. Namun, jawaban yang diberikan sama seperti yang Lucas katakan. Mereka tidak salah masuk kamar, melainkan memang Kylie tidak berada di ruangan itu.
"Mungkin Nyonya sedang berada di taman," ucap pelayan senior itu
Mereka mencoba tetap tenang dan memutuskan untuk mencari keberadaan majikannya itu. Berbagai tempat ia kunjungi, mulai dari kantin, hingga taman. Namun, hasilnya nihil, Kylie tidak terlihat di mana pun
Para pelayan itu memutuskan untuk pulang dan memberitahu pada tuannya jika Kylie telah melarikan diri. Mereka tidak bisa memberitahukan Fergio melalui telepon karena pada jam bekerja mereka tidak diperbolehkan memegang ponsel, apa pun alasannya.
🍁🍁🍁
Sementara itu, Kylie saat ini tengah berada di dalam pesawat yang membawanya pulang ke New York. Semua ini tidak akan terjadi jika Lucas tidak membantunya.
Pagi itu, waktu menunjukkan pukul 05.50 pagi. Lucas berjalan menghampiri Kylie yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Nona, bangunlah." Pria itu menepuk bahu Kylie beberapa kali hingga perempuan itu terbangun.
Kylie mengernyitkan mata, mencoba mengimbangi cahaya yang masuk ke matanya. Perempuan itu melirik ke arah Lucas. "Lucas, ada apa?"
Tiba-tiba Lucas memberikan gadis itu sebuah map, dan tas selempang hitam bermerk Christian Dior pada Kylie. Tak lupa pria itu memberikan dua buah paper bag berisi pakaian yang baru ia beli dari sebuah butik.
Kylie hanya tercengang saat Lucas memberikan itu semua, ia tidak mengerti maksud dari semua ini.
"Di dalam map ini, berisi dokumen pribadimu, dan di dalam tas ini terdapat sebuah black card. Aku menemukannya saat mencari dokumenmu. Sepertinya Mark memberikannya dengan sengaja kepadamu. Ah tidak penting, sekarang intinya kau cepat lah bersiap dan pergi dari sini," jelas Lucas.
Kylie hanya tercenung mendengar ucapan Lucas, nyawanya belum sepenuhnya terkumpul sehingga semua yang masuk ke dalam telinga nya seolah melebur begitu saja.
"Nona, cepatlah bersiap! Sebentar lagi para pelayan suruhanku akan datang. Kau harus pergi dari sini secepatnya. Ingat satu hal, jemput kedua orang tuamu lalu pergilah dari rumah itu, karena dalam waktu singkat Fergio akan segera mengetahuinya."
Kylie terdiam, antara percaya dan tidak percaya pada ucapan Lucas. Pria itu mau membantunya untuk pergi dari sini. Tapi bagaimana kalau Fergio tahu, jika Lucas telah membantunya melarikan diri? Pastinya Lucas akan mendapatkan hukuman.
"Bagaimana denganmu, Tuan Osvaldo pasti-"
"Aku bisa mengurusnya, Nona. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Pergilah. Aku juga sudah menyiapkan sedikit uang, kau pasti akan memerlukannya."
"Terima kasih, Lucas." Kylie memeluk Lucas. Perempuan itu merasa sangat bahagia hingga tak terasa air mata menetes di pipinya. Dia benar-benar merasa terharu.
"Cepatlah ganti pakaianmu."
Kylie meraih kedua paper bag itu kemudian masuk ke dalam toilet untuk mengganti pakaiannya.
Di dalam paper bag itu berisi celana jeans hitam dengan motif sobek, turtleneck, dan sebuah jaket. Sementara satu lagi berisi sebuah sepatu boots berwarna hitam.
Setelah mengenakan semua itu, Kylie segera keluar untuk menemui Lucas.
Lucas melirik ke arah Kylie, ia melihat penampilan Kylie dari atas ke bawah. Pria itu tidak menyangka jika baju yang ia belikan ukurannya akan pas di tubuh Kylie.
Lucas membelinya sewaktu ia menuju ke sini. Pria itu awalnya akan membawakan Kylie baju dari lemarinya namun itu hanya akan membuat para pelayan mencurigainya.
Itulah sebabnya ia hanya membawa dokumen pribadinya saja. Dan ia tidak menyangka jika dalam dokumen itu terselip sebuah kartu berwarna hitam atas nama Mark. Hal itu membuat Lucas memikirkan berbagai kemungkinan.
"Sekarang pergilah." Lucas menyodorkan Dokumen dan tas hitam itu pada Kylie.
Kylie meraih semua itu tanpa ragu. "Terima kasih, Lucas."
"Never mind."
Kylie berbalik badan namun panggilan Lucas membuatnya kembali menoleh.
"Jaga dirimu baik-baik."
🍁🍁🍁
Kylie tersenyum mengingat kejadian tadi. Ia tidak menyangka, Lucas yang notabenenya adalah sahabat serta asisten pribadi Fergio itu justru malah membantu Kylie melarikan diri.
Kylie bersyukur, masih ada orang yang mau memihaknya, di saat orang lain lebih memihak pada kekuasaan.
"Semoga kau baik-baik saja di sana, Lucas."
Perempuan itu tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada Lucas jika Fergio mengetahuinya.
🍁🍁Bersambung🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
Romantizm[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...