45. Sebuah Kebenaran

585 112 0
                                    

"Ini berkasnya, Tuan."

Phillips memberikan map biru yang tadi ia ambil pada Fergio yang masih sibuk menatap layar monitornya.

"Simpan saja di situ."

Phillips menyimpan map biru itu. Namun, ia masih berdiri di depan meja Fergio.

Merasa di perhatikan, Fergio seketika melirik ke arah Phillips. "Kau tidak dibayar hanya untuk berdiri di situ! Pekerjaanmu masih banyak, Phillips!"

"Maaf, Tuan. Saya ingin memberitahu jika istrimu berusaha kabur tadi pagi," ucap Phillips.

Mendengar pernyataan itu Fergio seketika menajamkan pandangannya. "Benar begitu?" tanya Fergio memastikan.

"Ya, Tuan. Tadi ... ." Phillips menceritakan kejadian tadi pagi ketika ia menemukan Kylie dan membawanya kembali.

"Kurang ajar!" geram Fergio sembari menggebrak meja di hadapannya. Pria itu pun beranjak dari kursi dan berjalan keluar ruangan.

Fergio berpapasan dengan Lucas yang baru saja masuk ke ruangan itu. "Lanjutkan pekerjaanku!" pesan Fergio sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.

Lucas yang penasaran seketika melirik Phillips. "Ada apa dengannya?" tanya Lucas seraya duduk di meja kerja Fergio.

"Istrinya berusaha melarikan diri," jelas Phillips.

"Lalu kau memberitahunya? Kau pasti tahu perempuan itu akan dihukum jika Fergio tahu dia berusaha melarikan diri. Atau yang lebih parahnya dia bisa dibunuh."

"Ya, aku hanya tidak ingin kejadian itu terulang. Jadi aku memberitahunya agar ia lebih memperketat penjagaan."

Lucas mengangguk mengerti, Phillips adalah orang kepercayaan Fergio. Dia tidak mungkin menutup-nutupi apa yang dia tahu dari Fergio.

Lucas hanya berharap Phillips tidak memberitahukan Fergio. Karena itu akan berakibat fatal pada perempuan itu. Toh Phillips telah berhasil membawanya kembali ke rumah.

Tapi Lucas merasa khawatir pada Kylie. ia tahu apa yang akan sahabatnya itu lakukan. Hingga saat ini ia bahkan belum pernah bertemu dengan Kylie lagi, setelah perempuan itu pindah ke Los Angeles. Ia tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang.

🍁🍁🍁

Fergio saat ini tengah mengumpulkan seluruh petugas keamanan di rumah itu. Lima belas pria berbadan kekar, berbaris di halaman mansion tersebut. Keadaan di sana sangat tegang ketika Fergio menatap nyalang pada orang-orang itu.

"Kalian sudah tahu perempuan itu berusaha untuk kabur bukan?" geram Fergio.

Semua orang menunduk mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut atasannya itu.

"Jika orang kepercayaanku tidak kemari, mungkin saat ini aku sudah kehilangannya! Bagaimana bisa dia lolos begitu saja? Apa pekerjaan kalian hanya makan gaji buta?"

Seorang pria yang bertugas menjaga pintu di rumah itu mengacungkan tangan untuk angkat bicara.

"Katakan!"

"Nyonya tadi bilang jika ia akan berjalan-jalan di sekitar air mancur," jelas pria itu.

"Dan kau membiarkannya pergi sendirian? Kau pikir tugasmu di rumah ini hanya untuk menjaga pintu rumah ini? Kau harus menemani dan mengawasi tawananku saat dia hendak keluar rumah!" geram Fergio.

"M-maaf, Tuan. T-tapi dia istrimu."

Dorrr ...

Sebuah peluru bersarang tepat di dada pria itu, sesaat setelah dia menyelesaikan ucapannya. Pria itu tumbang seketika, karena peluru yang ditembakkan berhasil mengenai organ vitalnya.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang