41. An Angel

436 105 1
                                    

Kylie's POV In

Tuan Giddeon menggendongku kembali masuk ke dalam mansion.
Aku mengalungkan tanganku ke leher pria itu. Seluruh badanku terasa lelah saat ini, mungkin karena aku telah menghabiskan seluruh tenagaku untuk berlari mengejar Mark.

Ya, Mark yang saat ini sudah pergi jauh meninggalkanku. Meski semua terasa sia-sia. Namun, aku yakin suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali.

Kusandarkan kepalaku pada dada bidang Tuan Giddeon. Mencoba untuk menutup mata barang sejenak. Bisa ku dengar jantungnya berdetak dengan cepat.

Perasaan apa yang ia rasakan saat ini? Mungkinkah dia merasa takut jika seseorang akan melaporkannya pada Tuan Osvaldo?

"Ambilkan kotak medis, dan antarkan ke kamar Nyonya Osvaldo!"

Nyonya Osvaldo? Nama itu terdengar menggelikan.

Aku tidak tahu kepasa siapa dia berbicara. Mataku rasanya enggan untuk terbuka.

Terdengar derap langkah menjauh, sepertinya pelayan itu berlalu untuk menjalankan tugasnya. Sementara kami, segera masuk ke dalam lift menuju kamarku.

"Di mana suamimu?" Pria itu bertanya.

Aku menjauhkan kepalaku dari dadanya, dan mulai menatap manik matanya. "Sepertinya dia sudah pergi bekerja." jawabku.

Pria itu terlihat mengangguk, tak berapa lama kami sampai di lantai tiga mansion ini. Pria itu membawaku ke kamar Tuan Osvaldo.

"Tuan, kau salah arah," ucapku.

"Ah, apakah Fergio sudah berpindah kamar?" Pria itu menunduk melihatku.

Aku menelan ludah kemudian berpaling dari tatapannya. "Kami tidur terpisah."

"Ah, baiklah." Pria itu terlihat acuh, tapi aku yakin saat ini otaknya sedang dipenuhi beragam pertanyaan.

Kami berbalik arah dan sampailah di depan kamarku.

"Sampai sini saja," ucapku mengerti akan kecanggungan yang Pria itu rasa saat ini. Tuan Giddeon terlihat bingung harus menurunkanku di sini atau ikut masuk ke dalam kamarku.

Pria itu menatapku, merasa tidak yakin akan ucapanku. Aku pun merasa demikian, tapi aku akan berusaha berjalan masuk ke kamar sendirian.

"Apa kau yakin?"

"Ya, tidak masalah." Aku memberikan senyuman tulus kepadanya.

Pria itu terlihat ragu, tapi perlahan tangannya mulai menurunkanku. Aku berhasil berdiri, kemudian aku menatapnya sekilas. "Terima kasih."

Aku berbalik arah berusaha untuk berjalan. Namun, kakiku seketika terasa sangat ngilu dan tak mampu untuk menopang tubuhku lagi. Saat aku hendak terjatuh Tuan Giddeon menahan tubuhku agar tidak terjerembab ke lantai.

"Sepertinya kau belum bisa berjalan, biar ku bantu." Pria itu kembali menggendongku.

Pintu kamar terbuka menampilkan suasana kamarku yang sudah beberapa hari ini tidak ku tempati, ya karena aku selalu tidur di kamar adik iparku. Ahh aku kembali merindukannya.

Tuan Giddeon mendudukkanku di atas ranjang. Kemudian pria itu ikut duduk di sampingku.

"Tunggu sebentar, seorang pelayan akan membawakan kotak medis," ucap Tuan Gideon. Aku hanya mengangguk memberi jawaban.

Tak lama kemudian pintu di ketuk dan masuklah seorang pelayan dengan membawa kotak medis. Pelayan itu hendak mengobati luka ku tapi Tuan Giddeon melarangnya.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang