33. Penyesalan

550 106 7
                                    

Suasana romantis dan tenang kini tengah dirasakan oleh dua sejoli yang baru saja memadu kasih di kamar mewah ini. Dengan pencahayaan yang lembut dari lampu yang tersembunyi di balik dipan.

Obrolan singkat, di dalam mobil tadi, mengantarkan mereka pada keintiman yang sedari dahulu mereka dambakan. Kamar ini, menjadi saksi bersatunya kembali sepasang kekasih yang telah lama terpisahkan.

“Terima kasih, Mark!” tutur Lynelle.

Gadis itu kini tengah berada di dalam pelukan Mark, seulas senyum bahagia terukir di bibirnya.

Mark tidak menjawab, pria itu baru terbangun dari tidurnya. Ia menatap langit-langit kamar, pikirannya menerawang, ada sesuatu yang membuat dia gelisah.

“Mark, bolehkah aku bertanya?” pertanyaan Lynelle menyadarkan lamunan Mark.

“Katakan!”

“Kenapa kau mau menerimaku kembali? Apakah kau tidak membenciku?” tanya Lynelle.

Mark menatap mata perempuan itu, ada sedikit rasa penyesalan mengingat perempuan itulah yang pernah menghancurkan hatinya.

Namun, ketika dia meminta untuk kembali, Mark dengan mudahnya menerima dia lagi, setelah berbagai usaha yang ia lakukan untuk melupakannya.

“Mark,” lirih perempuan itu.

“Apakah kau ingin aku membencimu?” Mark balik bertanya.

“Ah tentu saja tidak, Markie. Selama aku jauh darimu, pikiranku selalu saja tertuju padamu.”

Mark kembali menatap langit-langit kamar. “Kau bahkan tidak merasakan apa yang aku rasakan,” tuturnya dengan nada bicara yang terdengar dingin.

“Ya, kau pasti merasa kehilangan, begitu pun denganku,” lirih Lynelle.

Entah mengapa setelah berhubungan dengan Lynelle, Mark merasa ada yang kurang dari perempuan itu, meskipun Mark merindukannya, tapi perasaan itu sudah tidak sama lagi.

“Mark ... .” Lynelle berbicara dengan nada sensual. Hidung mancungnya menyentuh telinga Mark, mengembuskan desahan pelan yang mampu membangunkan gairah lawan jenisnya. Sepertinya perempuan itu kembali on fire.

Ketika tangan nakalnya bergerak mengelus kejantanan Mark, pria itu justru menepisnya. “Aku harus pulang sekarang!” tolak Mark.

“Secepat ini?” perempuan itu tampak kecewa.

“Ya!”

Mark beranjak menjauhkan dirinya dari Lynelle, pria itu dengan tergesa mengenakan kembali bajunya. Setelah bercinta dengan perempuan itu tadi, ia kelelahan dan terlelap sampai pukul 10.00 malam.

Ia melupakan janjinya kepada Kylie untuk pulang lebih awal dan menemaninya.

Di balik selimut putih yang membungkus tubuh telanjangnya, Lynelle memperhatikan Mark yang saat ini tengah memakai baju. Tubuh pria itu terlihat tegap dan atletis, meskipun ototnya tidak terlalu besar.

“Kupikir kau akan tidur bersamaku malam ini.” Lynelle terlihat bersedih. Namun, tidak ada jawaban dari Mark.

Babe, kau tidak ingin menginap?” tanya Lynelle kemudian.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang