26. New Toy

604 140 40
                                    

"Semua sudah berjalan sesuai rencana." Ucap seorang wanita di seberang telepon.

"Bagus! Aku akan segera menyiapkan rencana selanjutnya. Tugasmu hanya perlu mengecoh dia!" Pria berjas hitam itu mematikan sambungan telepon lalu menyeringai penuh kemenangan.

"Ini baru permulaan, beberapa langkah lagi aku akan mendominasi perdagangan ilegal di negara itu." Pria itu bermonolog.

🍁🍁🍁

Musim dingin telah semakin terasa, jika kalian berpikir akan turunnya salju maka kalian salah, musim dingin di California ini tidaklah turun salju seperti di negara bagian Amerika yang lain. Namun, tetap saja rasa dinginnya bisa begitu menusuk.

Hari ini untuk kesekian kalinya Kylie merasa bosan, terkurung sendirian di mansion mewah ini adalah hal yang tidak menarik sama sekali, seolah tidak ada warna di kehidupannya. Perempuan itu merindukan aktivitasnya seperti dahulu.

Kylie ibarat seorang ratu yang kesepian, ia tinggal di istana megah yang hanya diisi oleh dirinya bersama para pelayan dengan raut wajah datar. Beban mahkotanya terlalu berat. Jika bisa memilih, ia hanya ingin menjadi putri di keluarga Caldwell.

Tiba-tiba terlintas di benaknya untuk melakukan sesuatu yang biasa ia lakukan, memasak! Itu adalah kegiatan favoritnya saat bekerja dulu, selain menjadi pelayan Kylie biasa membantu chef memasak beberapa hidangan.

Ia memutuskan untuk turun ke dapur. Perempuan itu tidaj peduli jika nanti suaminya akan marah lagi karena ia kembali memasak.


Perempuan itu mulai menyiapkan bahan-bahan yang ia butuhkan untuk membuat apple pie. Ketika sepasang sepatu bermerek Testoni berderap menghampirinya.

Itu adalah Mark, ia berjalan menghampiri Kylie yang tengah asyik bersenandung, perempuan itu tidak menyadari kehadirannya.

"Eh?" Kylie terkejut mendapati seseorang memeluknya dari belakang.

Mark menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kylie, menghirup aroma manis dari tubuh perempuan itu. "Ahh ... aku sangat merindukanmu!" desah Mark.

Senyum Kylie merekah kala mendengar suara Mark, perempuan itu kemudian berbalik badan.

"Hentikan Mark! Kalau kakakmu tahu dia akan menghabisi kita saat ini juga!" kekeh Kylie.

Mark tidak menghiraukan ucapan Kylie, ia justru mengangkat tubuh perempuan mungil itu dan mendudukkannya di atas counter.

"Dia tidak akan datang ke dapur! Bagi kami dapur itu hanya tempat untuk para wanita!" jelas Mark, tangannya meraba paha mulus kakak iparnya.

Kylie terkekeh mendengar ucapan Mark. 'Serendah itukah wanita di mata mereka?'

"Lalu untuk apa kau kemari, Tuan Osvaldo II?" Gurau Kylie sembari mengalungkan tangannya pada leher Mark.

"Panggilan hatimu yang membawaku kemari! Aku merindukanmu, beberapa hari ini kita tidak bertemu. Apa kau menghindariku?"

Kylie terkekeh mendengar ucapan Mark. "Baru satu hari kita tidak bertemu, Mark. Dan kau bilang aku menghindarimu? Untuk apa aku melakukan itu."

Tidak ada jawaban dari mulut Mark. mereka saling pandang sebelum akhirnya bibir mereka bertemu dan saling bertautan.

Sementara itu, sepasang mata menangkap pergerakan Mark yang berjalan memasuki dapur. Pria itu penasaran apa yang membuat Mark mau masuk ke sana.

Ketika kakinya hendak melangkah masuk, ponsel pria itu berdering membuat langkahnya seketika terhenti.

Kylie dan Mark yang mendengar suara di luar seketika menghentikan aksi mereka. Sadar akan adanya seseorang di balik pintu, Kylie pun menatap Mark lalu perempuan itu turun dan melanjutkan aktivitasnya. Seolah tidak terjadi apa-apa.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang