"Ayo bersiap, aku akan menunggu di bawah," tutur Kylie setelah merasa tenaganya kembali pulih.
Perempuan itu bangkit dan meraih celana dalamnya yang tadi sempat Mak lempar. Ia kembali membenahi baju dan rambutnya untuk yang kedua kali.
Tanpa membersihkan diri, Kylie langsung melesat keluar kamar. Rencananya, perempuan itu akan mandi setelah sarapan. Sementara Mark, pemuda itu segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kylie menutup pintu kamar adik iparnya dan saat perempuan itu berbalik, ia mendapati Fergio, suaminya berjalan kearahnya dengan seorang wanita yang tidak ia kenali.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Kylie, matanya memancarkan kegugupan. Ia tidak tahu jika suaminya akan kembali secepat ini.
Fergio mengernyit saat melihat perempuan itu. "Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau pagi-pagi berada di kamar adikku?" pria itu berkacak pinggang seolah menginterogasi Kylie.
Kylie berkedip beberapa kali menandakan jika perempuan itu sedang gugup saat ini. "A-aku hanya membangunkannya untuk sarapan!"
Kylie terpaksa berbohong, ia tahu Fergio tidak akan cemburu. Ia hanya takut Fergio akan memakinya habis-habisan atau mungkin akan menyiksanya, jika pria itu mengetahui hubungan mereka.
"Das-"
"Jadi dia istrimu?" sela Jennifer.
Kylie mengalihkan pandangannya kepada Jennifer, perempuan itu memperhatikan wajah Jennifer yang sangat cantik, semuanya terpahat sempurna mulai dari alis hingga bibir, ditambah dengan riasan mata yang tajam, dan tindik di hidung memberi kesan tegas dan berkarakter.
Tubuhnya ramping dan tinggi, kulitnya memang tak seputih dirinya, itu membuatnya terkesan lebih eksotis. Rambutnya terlihat rapi dan terawat berbeda dengan Kylie yang berpenampilan seadanya.
"Ya," jawab Fergio.
"Kylie." Dengan lugu Kylie menjulurkan tangan kepada Jennifer. Ia merasa jika perempuan itu baru saja menyelamatkannya dari cecaran suaminya.
Sementara Jennifer, ia memperhatikan Kylie, perempuan itu tidak hanya cantik, ia masih muda dan memiliki aura yang menawan. Kulitnya sebening kaca dan bibir merona yang alami.
Sebagai seorang perempuan, Jennifer akui jika Kylie memiliki tubuh yang menarik. Di balik baju transparannya, tubuh mungil dan berisi itu terekspos sempurna. Jika perempuan saja sudah merasa demikian bagaimana dengan pria normal seperti Fergio?
'Perempuan ini adalah benalu untuk hubunganku dengan Fergio. Aku harus segera menyingkirkannya, sebelum dia merebut kekasihku secara perlahan.' Batin Jennifer.
Jennifer hanya melirik sekilas tangan Kylie tanpa berniat menjabatnya, ia terlihat tidak menyukai perempuan itu. "Aku kekasih Fergio, suamimu!" tegas Jennifer membuat Kylie seketika mematung.
Petir seolah menyambar kala ia mendengar pernyataan yang keluar dari mulut wanita lain yang mengaku sebagai kekasih dari suaminya. Harusnya ia tidak terkejut mendengar pernyataan itu. Bukankah suaminya memang memiliki banyak simpanan?
"Kau masuk ke kamar adik iparmu dengan berpakaian seperti itu?" sindir Jennifer yang membuat Kylie seketika kembali ke dunia nyata.
Kylie menunduk melirik bajunya. Jantungnya seketika berdegup kencang, ia kira pembicaraan itu akan berakhir sampai di sini. Namun, ternyata dia salah. Saat ini ia benar-benar tidak bisa berkata apa pun.
"Apa kau merasa gerah di musim sedingin ini?" Jennifer mencoba mengintimidasi Kylie. Membuat perempuan itu semakin panik, lidahnya terasa pahit dan napasnya mulai tidak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
Romance[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...