14. Hurt

207 25 2
                                    

Kylie’s POV In

Setelah sarapan, aku memiliki rencana untuk berkeliling. Tapi aku tidak mungkin menjelajahi mansion ini sendirian. Sepertinya aku butuh seorang teman.

Kebetulan sekali, seorang pelayan berjalan menghampiri meja makan, kurasa dia akan membersihkan bekas makanku.

“Apa kau sudah selesai, Nyonya?”

“Ya. Ah boleh aku meminta bantuanmu?” Aku bertutur ragu, tapi kurasa semua orang di sini akan menuruti permintaanku.

Kulihat dia tersenyum kemudian mengangguk sopan. “Tentu, apa yang bisa saya bantu?”

“Bisakah kau menemaniku mengelilingi mansion ini, setelah menyelesaikan pekerjaanmu?” ucapku tak enak hati.

“Aku bisa menemanimu saat ini juga, Nyonya.”

“Ah tidak masalah, kau selesaikan terlebih dahulu pekerjaanmu.”

“Baiklah, Nyonya.”

Kulihat tangannya mulai bergerak membersihkan meja makan. Perempuan di hadapanku ini terlihat masih muda, mungkin usianya beberapa tahun di atasku.

Setelah membawa piring kotor itu ke dapur, pelayan tadi kembali menghampiriku.

“Mari, Nyonya.”

Aku tersenyum kemudian bangkit dari tempat dudukku. Kami pun keluar dari ruang makan dan mulai menjelajahi mansion ini.
Sepertinya tidak cukup sehari untuk mengelilingi mansion ini. Berbeda dari rumah lamaku yang hanya memiliki dua lantai, ahh membicarakan itu membuatku kembali merindukan ayah dan ibu.

“Hei kenapa kau berjalan di belakangku?” tanyaku ketika menyadari jika dia berjalan di belakangku.

“Aturannya memang seperti ini, Nyonya.”

Sebenarnya aku kurang nyaman jika berjalan diikuti oleh seseorang seperti ini. “Kalau begitu aku memintamu untuk berjalan di sampingku.”

Kulihat perempuan itu berjalan ke sampingku dengan ragu. Apa yang dia takuti? Aku tidak akan menerkamnya.

“Siapa namamu?” tanyaku setelah kami kembali berjalan.

“Esther.” Perempuan itu menjawab seadanya. Kenapa ini terasa canggung sekali?

“Tolong berikan informasi yang kau tahu tentang rumah ini.”

“Rumah ini berdiri di atas tanah seluas sepuluh hektar, di puncak bukit Beverly.” Itu adalah kalimat terpanjang yang baru dia ucapkan.

Tunggu, apa katanya? Sepuluh hektar? Waw itu artinya rumah ini sangatlah megah.

“Di lantai dasar terdapat dapur, ruang makan, empat jalur bowling, salon dan spa pribadi.” Esther melanjutkan pembicaraannya.

“Salon dan spa pribadi?”

“Ya, Nyonya. Jika kau ingin aku bisa menemanimu.”

“Kapan-kapan saja.”

Ini benar-benar rumah impian. Sepertinya orang yang membangun rumah ini sangat sayang terhadap istrinya. Tapi siapa yang membangunnya? Apakah ayah dari Tuan Osvaldo? Lantas di mana dia sekarang?

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang