"Kylie, bangun!"
Suara itu terdengar samar ditelinga Kylie, perlahan ia membuka mata. Perempuan itu memicing untuk memperjelas penglihatannya. Fergio tengah berdiri di hadapannya, ia sempat mengira jika suara itu berasal dari mimpinya.
"Ck, sulit sekali untuk membangunkanmu!" Fergio berdecak sembari memutar bola mata.
"Bangunlah dan siapkan sarapan!" Fergio berkata sembari berjalan keluar kamar.
Kylie masih mengumpulkan kesadarannya, ia bahkan tidak memberi respon atas apa yang Fergio ucapkan. Sedetik kemudian perempuan itu tersadar dan menoleh ke arah pintu kamar, tentu saja Fergio telah menghilang dibalik pintu.
"Dia membangunkanku untuk membuatkannya sarapan? Jangan bilang kalau semua pelayan di rumah ini telah dipecat! dan aku yang akan mengerjakan semuanya." Kylie bermonolog, wajahnya terlihat kusut memikirkan itu, tentu saja siapa yang akan sanggup mengurus rumah sebesar ini sendirian.
Kylie menyeret kakinya malas, ia berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi, udaranya terlalu dingin untuk mandi di pagi hari.
🍁🍁🍁
Saat ini Kylie berada di dapur, ia bingung harus membuatkan sarapan apa, daripada berpikir lama, ia memutuskan untuk membuat pancake instan, itu akan cukup mudah.
Jam menunjukkan pukul 08.30, Kylie telah selesai menyiapkan sarapan dan saat ini ia sedang menunggu Mark dan Fergio turun. Ia lebih memilih untuk melakukannya sebelum mereka tiba, ia takut jika Fergio akan kembali mengomelinya.
Tak berselang lama, yang ditunggu akhirnya datang. Mereka pun sarapan bersama. Hening, tidak ada percakapan di antara mereka hanya suara garpu yang beradu dengan piring yang terdengar saat ini.
Mark, pria itu belum berucap sepatah kata pun dari tadi. Bahkan ia belum menyapa siapa pun hari ini.
"Besok aku akan pergi ke Nevada," ucap Fergio.
Kylie yang mendengar itu seketika menoleh ke arah Fergio, kemudian perempuan itu menatap Mark yang seolah tidak peduli, pria itu masih sibuk melahap pancake-nya.
"Ada sedikit masalah di MBR." sambung Fergio.
"Berapa lama kau akan tinggal?" tanya Mark, pria itu baru membuka suara.
"Mungkin sekitar tiga sampai empat hari, setelah itu aku akan mengurus beberapa pekerjaan di New York."
Mark hanya mengangguk, sementara Kylie yang mendengar kata New York seketika matanya berbinar. "Bolehkah aku ikut?"
Fergio menatapnya, "Tidak!" tegas Fergio.
"Aku merindukan kedua orang tuaku!" rengek Kylie, sayangnya Fergio tetap tidak mengizinkan.
Beberapa kali Kylie memohon pada suaminya, namun Fergio tetap tidak mengizinkannya.
"KENAPA KAU EGOIS SEKALI? KAU MEMISAHKAN AKU DENGAN KEDUA ORANG TUAKU! KAU MENGHANCURKAN PONSELKU AGAR AKU TIDAK BISA BERHUBUNGAN DENGAN MEREKA." Perempuan itu berdiri dari duduknya.
Kylie meluapkan semua emosi yang selama ini ia pendam, baru kali ini perempuan itu berani berkata dengan suara tinggi, air matanya perlahan turun membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
Romance[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...