39. Broken heart

445 110 2
                                    

Mark masih berdiam diri di depan pintu kamar Kylie yang masih belum terbuka. Ia begitu sakit mendengar perkataan Kylie yang mengira semuanya hanyalah kepalsuan.

Di sudut matanya, Mark bisa melihat seseorang berjalan mendekat ke arahnya. Mark melirik dan mendapati Fergio berjalan semakin dekat.

"Sudah 15 menit, kemasi barangmu dan pergilah sekarang!" tutur Fergio dingin.

"Berikan aku waktu sampai Kylie mau menemuiku, Kak," lirih Mark.

"Perempuan itu tidak akan mau menemuimu, Mark. Jadi pergilah sekarang!" tegas Fergio.

"Kak, kumohon!" Mark memelas pada kakaknya itu.

"Right now!"

Mark mendesah, pria itu beranjak dari duduknya, ia berdiri dengan susah payah. Mark sekali lagi menoleh pada pintu berwarna putih itu. Tatapannya meredup.

Mark pasrah kemudian pria itu berlalu meninggalkan tempat tersebut. Melewati Fergio yang masih berdiri di hadapannya, memandangnya dengan tatapan merendahkan. Pria itu terlihat angkuh bersedekap dada.

Sebuah seringai terukir di bibir Fergio. Pria itu memberikan kesempatan kepada adiknya untuk bertemu dengan Kylie, karena ia yakin gadis itu pasti tidak mau menemui Mark setelah kejadian tadi. Dan benar saja gadis itu sama sekali tidak membukakan pintu untuk adiknya.

Ponsel Fergio berdering, ia mengeluarkan ponsel di dalam saku celananya, nama Lucas tertera di sana. Pria itu menggeser layar berwarna hijau untuk mengangkat teleponnya.

"Aku sedang tidak ingin diganggu, Lucas!" ketus Fergio.

"Maaf Fergio, tapi ini penting!" ucap Lucas di seberang telepon.

"Katakan!"

Lucas menjelaskan tujuannya menelepon. Sementara Fergio mendengarkannya dengan seksama.

"Baiklah, aku akan segera ke sana!"

Fergio melirik pintu kamar Kylie, "Kau beruntung kali ini!" gumam pria itu seolah ia tengah berbicara kepada istrinya. Pria itu pun berlalu.

🍁🍁🍁

Setelah mengemasi barangnya, Mark berjalan menuju ruangan bersekat kaca, yang terdapat di samping ruang tidur utamanya. Pria itu menatap sendu pada sofa abu yang biasa digunakannya untuk menonton dan bercanda ria dengan Kylie.

Pria itu teringat saat pertama kali dia dan Kylie saling mengungkapkan perasaan dan bercumbu di atas sofa itu. Begitu banyak kenangan yang telah ia lalui bersama kakak iparnya itu.

Mark bukanlah sosok lelaki yang lemah. Namun entah mengapa perasaannya pada Kylie membuat pria itu menjadi serapuh ini.

Mark tidak pernah menangis sebelumnya, bahkan ketika Lynelle meninggalkannya. Tapi kali ini, pria itu menitikkan air mata.

Setelah bernostalgia dengan ruangan tersebut, Mark kembali ke ruang tidur utama. Pria itu melihat ranjang dengan seprai sutra berwarna hitam yang masih terlihat berantakan oleh pergulatan panas mereka tadi pagi.

Ia tidak bisa melupakan gairah Kylie, desahan halus yang keluar dari mulutnya, dan tubuh molek kakak iparnya itu.

Mark mengembuskan napas pelan, tangannya meraih koper yang telah ia siapkan tadi, pria itu berjalan keluar kamar. Tidak ada yang mengantarkan kepergiannya, bahkan kakaknya sendiri sepertinya merasa enggan. Ia benar-benar sudah dibuang.

Sepi menyelimuti sepanjang ia berjalan keluar dari mansion ini, tidak ada sanak keluarga yang tinggal di sini. hanya ada beberapa pelayan yang menundukkan kepala saat melihatnya.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang