23. Ruang penyiksaan🚫

966 164 49
                                    

🚫 WARNING 🚫

TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DI PART INI. KALAU TIDAK SUKA BOLEH SKIP

🍁🍁🍁

Dua pria tanpa busana berdiri dan terikat di sebuah tiang. Wajah mereka terlihat lebam akibat pukulan-pukulan yang telah diberikan oleh para Mafioso.

Fergio duduk di sebuah kursi dan menatap tajam para pembajak itu. Karena ulah mereka transaksi ilegal ini menjadi tertunda berhari-hari.

Tadi pagi, ia mendapat kabar bahwa para Mafioso San Simeon telah tiba di markas. Tentunya dengan membawa para pembajak truk barang selundupannya.

Pria itu bergegas meninggalkan mansion, ia bahkan melewatkan sarapannya demi bertemu dengan para pembajak ini. Fergio tidak sabar untuk mengeksekusi mereka.

“Beraninya kalian membajak trukku! Kalian tidak tahu siapa aku?” geram Fergio.

Kedua pria itu hanya tertunduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

“Katakan siapa yang menyuruh kalian?” Kali ini nada bicaranya lebih terdengar santai tapi terkesan dingin.

Tidak ada satu orang pun yang mau angkat bicara, hal tersebut membuat Fergio naik pitam.

Fergio bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mengelilingi mereka. Dengan sebilah pisau yang ia mainkan. “Tidak ada yang mau bicara? Haruskah aku menghabisi kalian?” gertak Fergio.

Kedua pria itu masih bergeming, seakan ucapan Fergio hanya omong kosong belaka. Namun, mereka salah. Apapun yang keluar dari mulut Fergio pasti akan terjadi.

Fergio mulai menyayat kecil punggung salah satu pembajak itu membuatnya menjerit kesakitan. Lalu ia pun berjalan ke hadapan pria yang lain.

“Katakan! Atau aku akan menyayatmu seperti dia,” kecam Fergio.

Pria itu terlihat sangat gemetar tapi dia masih setia menutup mulut.

“Sepertinya bayaranmu sangat besar sehingga kau memilih untuk menutup mulut seperti ini! Jangan sampai aku robek mulutmu!”

Pisau yang Fergio genggam kini ia arahkan pada mulut pria itu. Namun, Fergio mengurungkan niatnya dan kembali menarik pisau tersebut.

Fergio melirik kepada salah satu bawahannya. “Lilitkan tali ke tubuhnya, lalu tarik tali itu dari dua sisi, jangan berhenti sebelum dia memberikan informasi.” Perintah Fergio yang langsung di patuhi oleh bawahannya.

Fergio melirik kembali pria di hadapannya. “Semakin lama kau nenutup mulut, semakin menyakitkan siksaanmu itu. Kau akan mati perlahan dan merasakan rasa sakit yang luar biasa,” ucapnya, kemudian berlalu meninggalkan pria itu.

Fergio kembali menghampiri pria yang telah ia sayat, Ia mengayunkan pisau, lalu menempelkannya di dada pria tadi.

Seringai terukir di bibir Fergio. “Sedikit sayatan tidak akan membuatmu buka mulut bukan? Bagaimana kalau aku berikan sayatan yang lebih besar dan dalam?”

Si pria hanya bergeming. Emosi Fergio kini telah di luar batas.

Tanpa pikir panjang Fergio langsung menyayat dada pria tersebut. “Jika kau masih diam aku akan menyuruh mereka mengambilkan garam, dan menaburnya di atas lukamu ini!” bentak Fergio.

Pria tambun itu merasa sangat ketakutan. Fergio adalah manusia yang kejam, pria itu sadar jika orang di hadapannya ini akan terus menyiksanya sampai ia mau buka mulut.

Ia tidak akan membiarkan kedua pria itu mati dengan mudah. Fergio akan menyiksa mereka hingga mereka lelah dan menyerah atas hidupnya. Memohon kematian yang tak akan pria itu berikan dengan mudah.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang