Mobil memasuki halaman yang sangat luas. Dari kejauhan rumah raksasa itu sudah terlihat berdiri gagah bak istana dengan kemilau cahaya dari lampu-lampu kristal.
Kylie memandang kagum rumah itu. Semenjak mobil memasuki gerbang, mulutnya tak henti bergumam. Mereka sudah tiba di kediaman keluarga Osvaldo.
Sesampainya di depan teras rumah, Kylie turun dari mobil diikuti oleh Mark yang langsung mengambil koper gadis itu di bagasi.
Rumah yang didominasi dengan warna hitam, putih dan krem ini terlihat sangat netral, dengan lampu-lampu berwarna warm membuat rumah ini terlihat sangat elegan. Bukan, ini bukan rumah lebih tepatnya adalah sebuah mansion.
Jarak dari teras ke pintunya pun harus melewati belasan anak tangga yang sangat mewah dengan lantai marmer yang tidak murah. Kylie tidak pernah menyangka dia akan menikahi seorang pria kaya raya.
Tanpa Mark perintahkan, salah satu pria yang tengah berjaga di depan pintu menghampiri mereka untuk membawa mobil Mark ke garasi. Sementara penjaga yang lain membukakan pintu untuk mereka.
“Ayo masuk,” ajak Mark seraya menarik koper merah muda milik Kylie.
Pintu berukuran raksasa itu terbuka lebar, menampilkan interior mansion yang nampak jauh lebih mewah dibandingkan dengan eksterior megah tadi. Puluhan lampu kristal tergantung dilangit-langit rumah itu. Kylie penasaran dengan berapa banyak uang yang harus mereka keluarkan untuk membayar biaya berlangganan listrik rumah ini. Tapi dirinya tentu tak ingin pusing memikirkannya.
Kylie melangkah masuk, dingin yang ia rasakan ketika menginjakkan kaki di ruangan ini. Aksen hitam di rumah ini tak membuat suasana menjadi remang, justru warnanya terkesan lebih netral.
‘Rumah ini tampak sepi, di mana anggota keluarga lainnya? Apakah mereka sudah terlelap?’
“Kylie ikuti aku!” tutur Mark meleburkan pertanyaan dalam benak Kylie.
Mereka berjalan lebih jauh ke dalam mansion, menuju sebuah lift kaca berbentuk tabung yang akan mengantarkan mereka ke lantai atas, letak kamar tidur utama berada.
“Ini kamarmu, biar nanti para pelayan yang akan membantu mengemasi barangmu. Sekarang istirahatlah terlebih dahulu, kau pasti lelah,” tutur Mark setelah mereka tiba di depan salah satu ruangan.
Kylie tersenyum lalu mengangguk. “Terima kasih, Mark.”
Setelah Mark berlalu, Kylie masuk ke dalam kamar. Gadis itu menaruh kopernya di pinggir ranjang, kemudian mendaratkan bokongnya di atas kasur. Rasanya sangat nyaman, ia tidak pernah merasakan tempat tidur senyaman ini.
Kylie mengelus seprei yang membalut kasur itu, terasa halus dan lembut, bisa ia simpulkan bahwa seprei ini terbuat dari sutera. Rasa kantuk seketika menghampirinya, ia pun mematikan lampu di nakas kemudian membaringkan tubuhnya.
Hari masih terlalu muda untuk terlelap, tapi rasa letih dan kantuk benar-benar tak dapat Kylie bendung lagi. Gadis itu terpejam perlahan.
🍁🍁🍁
Jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari, Fergio baru saja kembali ke mansionnya. Setelah membersihkan diri, dengan keadaan masih bertelanjang dada, pria itu masuk ke dalam selimut hitamnya, dan bersiap untuk tidur.
Ia benar-benar tidak menyadari keberadaan seseorang yang saat ini tengah terlelap tepat di sampingnya. Sampai pagi hari pun tiba dan ia terbangun, dalam keadaan memeluk tubuh seorang wanita.Fergio terlonjak, ia segera menyalakan lampu di nakas.“ Matanya menyipit. “Kylie? Sejak kapan dia ada di sini?” gumam pria itu.
“Hei kau, bangun!” Fergio mencolek bahu Kylie. Namun, gadis itu masih enggan membuka mata. Membuat Fergio harus mengguncang tubuh Kylie agar gadis itu terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
Romance[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...