Setelah berhari-hari mencari, Fergio masih belum menemukan titik terang mengenai keberadaan Kylie. Seluruh bawahan yang ia kerahkan bahkan tak mampu untuk menemukan perempuan itu, ia seolah menghapus jejaknya agar tak terendus oleh Fergio.
Saat ini Fergio tengah mabuk di sebuah club malam ditemani dengan Aaron yang tengah menyesap rokok di tangannya. Pria itu sesekali menatap Fergio iba, ia tidak pernah melihat temannya itu dalam keadaan sekacau ini.
Beberapa hari terakhir Fergio sering menghabiskan waktunya berada di club ini, menghabiskan berbotol-botol alkohol yang membuatnya mabuk berat. Berkali-kali Aaron mencoba menghentikannya tapi yang ia dapatkan hanyalah makian. Mau tidak mau Aaron hanya diam dan memperhatikan temannya itu agar tidak terjadi hal buruk kepadanya.
"Fergio, hentikan!" Seseorang merebut botol di tangan Fergio dan mulai menjauhkannya.
Fergio menatap pria di hadapannya yang terlihat samar karena suasana remang di sudut ruangan itu. "Lucas, berikan botol itu!" Pria itu berusaha untuk merebut botol tersebut.
Lucas mendorong Fergio yang hendak merebut botol di tangannya, Lucas kemudian menyembunyikan botol itu di balik pinggangnya. "Berhenti minum. Kau akan merusak tubuhmu!"
"Lucas beraninya kau!" Fergio tidak ingin memperkeruh keadaan, pria itupun kembali duduk di kursinya.
Lucas duduk di samping Fergio setelah ia memberikan botol itu pada Aaron. Fergio hanya menatap kosong pada botol yang mulai beralih tangan itu.
"Lucas, aku kehilangan dia. Aku sudah keterlaluan padanya hingga membuat dia pergi meninggalkanku." Fergio mulai meracau, air mata mulai menitik di kedua matanya.
"Tenanglah, kita akan mencarinya bersama-sama."
"Lucas akankah kita menemukannya? Akankah dia memaafkanku jika seandainya kami bertemu?"
Lucas melihat ke arah pria di hadapannya. Ia tidak pernah melihat Fergio menangis tapi kali ini ia melihat butiran air mata turun di kedua pipinya. Lucas bisa melihat wajah temannya itu memerah meski ruangan ini dalam keadaan remang.
"Aku sudah menyakiti malaikat kecilku, Lucas." Fergio memukul sofa yang ia duduki, berkali-kali.
"Shh tenanglah, kawan."
Fergio mengangguk, ia menyeka hidung dan pipinya yang basah lalu mengalihkan pandang untuk kemudian menatap Lucas. "Ada apa kau kemari?"
"Kita akan bicara, tapi bukan di sini. Tempat ini terlalu bising," ucap Lucas.
"Jika itu bukan tentang istriku aku tidak akan pergi dari sini," tegas Fergio.
"Ini tentang keberadaan istrimu."
Fergio menatap iris kelabu Lucas lalu kemudian mengangguk. "Kita pergi sekarang."
🍁🍁🍁
"Katakan!"
Fergio menatap Lucas yang berada tepat di sofa yang pernah Kylie tiduri. Mereka kini telah berkumpul di markas yang suasananya jauh lebih tenang.
"Aku sudah menyelidiki keberadaan istrimu." Sebelum melanjutkan pembicaraannya Lucas berdeham untuk menghilangkan keraguannya. Ia tahu kemungkinan besar Fergio akan murka kepadanya. " Melalui black card yang ia gunakan untuk bertransaksi."
Fergio yang mendengar itu seketika menautkan alis, ia sebenarnya mengerti tapi ia tidak tahu darimana Kylie mendapatkan kartu tersebut. "Black card?"
"Ya, black card itu milik Mark yang ia berikan kepada istrimu. Aku tidak tahu kapan dan di mana dia memberikannya."
Fergio mencondongkan badannya ke depan dan menautkan kedua tangannya. "Lalu bagaimana kau bisa mengetahui tentang kartu itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
Romance[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...