Remind me

26 11 1
                                    

  Semenjak kunjungan terakhir ku ke bar untuk mengunjungi Aruma peningkatan aku begadang semakin tinggi. Aku sempat tak bisa tidur berhari-hari untuk menyelesaikan tugas yang diberikan tua bangka itu. Pelayan ku menyuruh untuk beristirahat karna pola makanku juga tak beraturan sekarang. Dia mulai khawatir karna tubuhku yang mulai melemah yang disebabkan oleh kebiasaan ku yang selalu terjaga setiap malam.

   Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil liburan selama satu Minggu untuk beristirahat dirumah dan mengembalikan kesehatan tubuhku seperti semula. Aku juga libur dari kegiatan sekolah tapi untuk tugas aku masih mengerjakannya. Pada saat cuti itu pelayanan ku menjadi lebih ketat dari biasanya. Hanya pasrah aku menghadapi hal itu dan aku juga berpikir aku terlalu berlebihan dalam melakukan sesuatu.

    "Tuan kau butuh pergi keluar ?."

  "Tidak aku dirumah saja. Noel mana?"

Pelayanku hanya menjawab bahwa Noel sedang pergi perawatan bersama pelayan yang lain. Aku mengeluh kasar tak ada yang bisa kulakukan untuk mengisi waktu bosan selama berada dirumah.

  "Seperti nya kei akan datang nanti." Gumamku sambil makan jeruk.

 
  "GEANO INI KEI BUKA PINTU."
Kei malah memainkan tombol bel yang ada di gerbang depan rumah. Aku sedikit terganggu dengan suara bising bek yang ditimbulkan oleh kei. Pelayan ku memutuskan pergi keluar untuk membukakan pintu gerbang sebelum bel rumahku rusak olehnya.

  Kei terlihat tergesa-gesa memasuki rumah aku maklum karna sudah lama ia menjadi temanku. Dia langsung duduk didepan ku sambil membenarkan deru nafasnya yang terengah-engah.

   "Geano !!!."
Ucap kei sambil memukul meja yang sedang ku tempati.

Aku hanya diam sambil menatap enggan kepadanya. Dia juga mengambil jeruk milikku yang tinggal setengah termakan.

  "Kau tahu besok ada berita besar."
Ia tergesa-gesa memakan jeruk kepunyaan ku.

"Apanya berita besar ?."

   "Ada pertukaran pelajar dari luar Jepang. Salah satunya dari pelajar Indonesia dan epicnya kau salah satu bagian penyambutan dari acara besok lusa."

  "Aku yakin kau yang menawarkan diriku saat tak masuk pemilihan itu."

"Tentu saja secara suaramu bagus dan jug-..,"

  Aku melemparkan bantal yang sedang berada di dekatku. Kei selalu semena-mena akan kebebasan ku saat tak masuk sekolah.

  "Saat ini juga aku ingin melempar mu keluar." Tatapku sinis.

   Pelayan ku menyela pembicaraan dengan mengatakan bahwa ini juga upaya untuk menurunkan tingkat depresi yang aku alami. Aku mengerang nafas kasar dengan membetulkan posisi duduk ku. Aku berdiri pergi kembali ke kamar melihat hal itu kei hanya mengekoriku dari belakang.

  "Mau kemana geano ?." Ucapnya yang berdiri di ambang pintu.

"Keluar."

   "Ikut dong mau pergi kemana ?."

Aku hanya menoleh kepadanya sejenak lalu kembali menoleh hendak mengambil jaket serta kunci motor. Kei terlihat tak senang dengan kelakuan ku walau memang sifatku begitu.

  "Katanya mau ikut ayo." Dengan nada malas.

Ya seperti yang digambarkan wajahnya dia senang dengan ajakan ku. Aku memberitahu pelayan ku bahwa nanti akan pulang lebih malam awalnya pelayan ku tak setuju dengan hak itu tapi aku memaksa dan yaa dia mengijinkan. Kei ada bersamaku jika sewaktu-waktu aku terkena masalah.

  Aku mengendarai motor tak tentu arah kei sempat bertanya kemana kita akan pergi tapi aku hanya menjawab 'jalan-jalan'. Aku berhenti di salah satu kedai udon kaki lima aku juga sudah lama menjadi pelanggan disana. Kei tak ikut makan dia hanya bilang ingin meminjam motorku untuk membeli makanan lain disekitar sini. Ya walau aku tak yakin aku hanya memberikan kunci motorku dengan pasrah.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang