Tanpa Nama

7 7 0
                                    

Misa masih bergeming ditempat dengan memeluk erat kedua lengannya yang masih dilanda ketakutan. Dengan bertekuk dipermukaan tanah ia merasa akan diterkam binatang buas tadi. Tatapan mata penuh kebencian yang belum pernah ia lihat sebelumnya seperti merobek raga Misa.

Dengan isakan yang terdengar lirih ia mencoba melupakan mata tadi tapi mustahil. Tatapan itu seperti mimpi buruk yang terjebak di kepala Misa untuk selamanya.

  "Menyedihkan sekali seorang hati murni seperti mu dipatahkan dan dicampakkan dalam persekian detik."

Misa yang mendengar dirinya direndahkan menatap amarah kepada sosok itu, sosok yang misterius yang sedang bertepuk tangan yang tengah menertawakan ketidakberdayaan dirinya.
Sosok itu menyeringai yang menambahkan ketakutan didalam pikiran Misa.

"Kemarilah aku ada sesuatu penawaran yang tak mungkin kau tolak."

♪♪♪♪♪

"Geano lu mau kemana?."
Kei berlari sambil makanan ditangan kanannya.

Geano menatap tajam kearah Kei yang masih bisa makan santai.

"Gw mau main basket ganti pakaian lu kita bakal tanding."

"Luka lu gimana?."

"Ganti baju lu sekarang sebelum gw seret lu keruang ganti."

Dengan bergidik ngeri Kei langsung meninggalkan Geano tanpa sepatah katapun. Geano hanya menghela napas lelah karna mendapatkan teman yang tidak waras seperti Kei.

Dengan langkah tegap Geano memasuki area  basket outdoor dan disini Geano akan membalaskan kekalahan nya waktu itu akibat luka yang dialaminya. Geano berjalan menuju salah satu kursi penonton untuk meletakkan tas nya. Ya jam pulang sudah berlalu sejak beberapa menit yang lalu tapi kebiasaan Geano untuk berlama-lama di sekolah memang sudah biasa.

Tidak ada sorakan aneh dari siswi yang membuatnya terganggu saat bermain. Geano merenggangkan beberapa tubuhnya untuk pemanasan dari mulai kepala, tangan hingga kakinya. Hingga mendribble bola kesana-kemari untuk pemanasan agar tubuhnya dapat beradaptasi dan tak kaku.

Kei kembali dengan pakaian olahraganya. Geano yang mendengar derap langkah berlari Kei langsung memberikan bola basket itu pada Kei dengan senyuman miring.

"Kekalahan gw waktu itu bakal gw balas."

"Gw gak bakal biarin lu menang."

Mereka mulai bertanding walau satu lawan satu. Kei yang memang sudah gesit dalam olahraga membuat Geano tak mau kalah, Geano mempercepat larinya untuk merebut bola yang saat ini dalam genggaman Kei.

Dengan teknik pengecoh yang menjadi andalan Geano saat bermain membuat bola kembali pada tangan Geano saat ini, tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas Geano langsung menembak kearah ring Kei.

"Rasain point dari gw."

"Lumayan tapi belum seberapa." Ucap Kei remeh.

Permainan mereka berlangsung lebih lama dari mereka bermain di hari-hari biasa. Entah sama-sama keras kepala atau keenakan bermain mereka kembali pulang lebih terlambat.

♪♪♪♪♪•

"Laper." Ucap Kei yang mengelus perutnya lemah.

"Lebay." Ejek Geano

Kei hanya mencibir untuk membalas ejekan Geano. Mereka sedang berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor dan segera pulang. Sesampainya ditempat parkir mereka dikejutkan dengan tulisan merah yang terpampang besar yang berada ditanah tepat dimana mereka berdiri.

     DIE   

"Bajingan." Gerutu Geano.

Dengan cepat Geano mengambil ponselnya untuk memastikan Elma baik-baik saja. Butuh beberapa menit sebelum ponsel itu terangkat.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang