My doll

28 9 0
                                    

Kepercayaan terbesar mu ketika kau kecewa.

  Disaat hiruk pikuk teriakan penonton saat mendengar konser solo yang dilakukan oleh sang kakak kelas. Aku malah teringat samar akan lekuk wajahnya. Kehebohan yang silir berganti terdengar membuat fokusku buyar untuk mengingat dimana pernah bertemu dengannya. Ku akui suaranya memang membuatku bungkam saat pertama kali mendengar nya. Andai kata jika itu direkam aku tak bosan mendengarnya walau jutaan kali. Pertunjukan singkatnya selesai dengan sebuah lagu yang memiliki makna dengan 2 insan yang ingin terus bersatu hingga umur tuanya.

    Lekuk tubuhnya berjalan turun dari panggung. Bahunya yang lebar dengan proposional wajah yang indah membuatku ingin memuji kagum.

   Adriana Elma
Sebut saja namaku seperti itu. Aku adalah siswa dari pertukaran pelajar antar indo-jepang. Awalnya aku cukup bingung untuk mengambil kesempatan untuk belajar di negara orang karna tentangan dari orang tuaku.

   "Sekolah Indonesia juga bagus kenapa kau memilih belajar di negri orang ?."

  Ucapan mama saat mendengar keinginan ku untuk pergi.

  Atensi ku kembali melirik sang kakak kelas yang kembali ke barisan sambil sesekali membetulkan rambutnya yang berantakan. Ia memelih berbaris tak jauh dari barisanku tapi dia berdiri didepan. Tanpa sadar aku memperhatikan punggungnya walau rasa gugup juga sesekali melanda. Hingga ia menoleh padaku ketika merasa bahwa ada yang janggal dengan atmosfer disekitarnya. Walau reaksi tubuhku kaget tapi mataku menolak untuk beralih pandang dari wajahnya.

  Aku dan sang pemilik suara indah tadi membuat kontak mata yang cukup lama. Rasa gugup semakin menjalar dalam raga hingga ia tersenyum lalu kembali menoleh kedepan aku bernafas lega setelahnya. Tak lama MC mengakhiri acara penyambutan dengan menyuruh seluruh siswa di dalam kelas untuk mempersiapkan lomba yang akan diadakan untuk memeriahkan acara hari itu.

   Dikarenakan murid baru aku cukup canggung untuk sekedar menyapa siswa kelasku. Aku hanya meangguk saat disuruh oleh guru sebagai partisipasi ku dalam lomba. Kelasku memutuskan untuk mengadakan lomba memasak hal ini juga disepakati oleh kelas lain yang merasa ini hal yang cocok untuk acara penyambutan sekarang. Aku disuruh oleh ketua kelas mengambil peralatan masak di ruang klub memasak hanya sendiri sedangkan aku masih bingung dengan seluk beluk sekolah ini.

   Aku ingin bertanya pada siswa yang ada di kelas tapi mereka terlihat terlalu sibuk dengan tugasnya. Aku memutuskan untuk pergi sendiri walau nantinya aku akan tersesat. Langkahku ling-lung saat mencari ruang klub memasak maksudku dengan sekolah yang seluas ini orang yang sudah lama sekolah disini juga bakal tersesat.

   "Kau yang disana sedang apa ?."

Mataku menoleh ke belakang dimana suara itu berasal. Terlihat dua orang pria tinggi yang sedang menghampiri ku. Tubuhku gelagapan berfikir apa yang harus kulakukan saat ditanya nanti oleh orang ini.

   "Apa ya yang kau cari ?." Tanya nya lagi dengan nada datar.

"A-aku..,aku mencari ruang klub memasak tapi sepertinya aku tersesat." Jawabku menunduk.

   "Kau berjalan ke arah sebaliknya. Mau ku antar ?." Tawarnya.

Aku hanya meangguk pertolongan nya sangat tepat walau jauh di lubuk hati aku menolak karna sungkan tapi nanti aku bakal dimarahi oleh ketua juga terlalu lama untuk kembali ke kelas.

   "Kei kau duluan saja aku akan menyusul nanti."

"Ya hati-hati."

Aku membungkuk pamit kepada temannya sebelum mengikuti langkah sang pria. Saat itu aku cukup kesulitan karna derap kakinya yang terbilang cepat untuk ku samai. Masih dingin dan canggung saat aku berjalan bersamanya.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang