Sisi Regya Geano

10 7 1
                                    

Geano memarkirkan motornya ditempat parkir sekolah. Ia melepas helmnya dan merapikan rambutnya yang berantakan akibat helm tadi. Setelah selesai ia berjalan santai menuju kelasnya pemandangan indah itu tak luput dari mata gadis yang setia menatap sosok tinggi dengan rambut hitam tersebut.

Memang benar aura dari seorang penyandang marga Regya ini tak diragukan lagi wibawanya. Memiliki wajah yang tampan dan otak yang encer merupakan incaran kaum hawa. Tapi dengan semua kelebihannya yang terlihat oleh fisik Geano juga manusia yang memiliki kelemahan tentu saja.

Di lokernya Geano mengganti sepatu luarnya dengan sepatu khusus yang digunakan di dalam. Tanpa berlama-lama ia langsung menutup lokernya dan segera menuju kelas. Tapi langkahnya terhenti melihat Elma yang terus saja berdiri mematung sambil ketakutan.

"El kenapa bengong gitu ?." Suara Geano membuat Elma kaget dan segera menoleh kearah Geano.

Elma masih setia dengan tatapan takutnya. Ia takut surat aneh itu berada di lokernya lagi.

"Mau aku yang ambil sepatunya?."

Elma hanya meangguk lemah walau loker adalah privasi tapi Elma tak memiliki pilihan lain. Geano meminta kunci loker Elma dan membukanya dengan hati-hati.

Setelah diliat loker Elma tak ada apapun hanya sepatunya yang ada disana. Geano yang melihatnya bernafas lega dan langsung mengambil sepatu tersebut.

"Nih sepatunya. Gak ada yang aneh sama lokernya." Geano meletakkan sepatu itu di lantai.

"Makasih ya jujur aja aku masih takut soal kejadian waktu itu."

"Gak perlu takut aku bakal jagain El disini."

Mendengar hal itu Elma langsung tertegun dengan kalimat yang terlontar dari Geano. Elma bernafas lega bahwa Geano baik dan mau repot-repot untuk menjaganya disini.

"Tunggu dulu aku pastiin sepatunya aman buat kamu pakai."

Geano berjongkok untuk melihat lebih teliti apakah ada benda tajam yang diletakkan oleh pelaku disana. Geano meangguk singkat karna sepatu nya aman.

"Sini kaki kamu biar aku yang pasangin."

Entah apa yang terjadi saat ini jantung Elma serasa ingin meledak. Apa-apaan cowok ini bersikap romantis didepan umum seperti ini apalagi ini masih pagi. Elma hanya berdehem dan mulai menjulurkan kakinya untuk Geano segera memakaikan sepatunya.

Semua siswa yang melihat itu langsung membulat kan mata. Kakak kelas yang dikenal tak berperasaan itu seketika menjadi lembut pada seorang gadis pindahan. Elma hanya menekuk wajahnya malu karna dilihat oleh banyak orang disana.

"Udah selesai."
Ucap Geano sambil berdiri tegak.
"Segera ke kelas ya bentar lagi bel masuk."

Setelah kalimat terakhirnya pria dengan tubuh tinggi itu perlahan pergi menuju kelasnya. Sedangkan Elma jantungnya masih berdegup tak karuan.

♪♪♪♪♪
"Pagi sahabat jangan lupa nanti traktirannya." Kei merangkul bahu Geano dengan senyuman khas miliknya.

Seperti janji Geano pada Kei dia harus membayar jajanan Kei selama satu Minggu. Teman yang tidak berakhlak satu ini memang patut untuk ditebas. Geano menanggapi nya dengan sabar masih terlalu pagi untuk adu bacot sekarang.

"Bisa lepasin gak ? Gw gak ada niatan buat nge-gay ama lu."

"Sialan."

Kei mengumpat memang mulut Geano jika sudah mengeluarkan sarkasnya tidak main-main langsung membuat titik emosi mendidih. Kei yang menang duduk di sebelah Geano itupun duduk di meja nya.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang