Ketakutan

13 7 1
                                    

   "Apa-apaan ini ?."

Surat yang berisikan pesan ambigu dengan tulisan berbau menyengat dan berwarna merah khas darah.

     Aku kamu dan semuanya tahu.

Geano yang membuka surat itu dapat merasakan atmosfer disekitarnya menjadi lebih dingin dari biasanya. Tanpa membuat semua hal menjadi lebih runyam Geano tak segan-segan merobek kertas itu dan membuang boneka tersebut ke tempat sampah. Elma yang sedari tadi hanya terdiam dengan tatapan takut menyertai matanya.

  "El ini bukan sekali kamu diteror kan bisa cerita ?."
Geano bertanya.
Awalnya Elma hanya menjadi hening ia tak mau mengingat kejadian buruk itu walau pada akhirnya ia pun menceritakan dengan nada gemetar.

"Waktu itu saat aku berniat untuk membeli barang ke minimarket yang letaknya tak jauh dari rumahku. Ada sebuah kotak berbentuk hati yang tergeletak begitu saja didekat bunga samping pintu. Saat aku cek alamat maupun nama pengirimnya tak ada dengan inisiatif aku membukanya." Elma tertahan sambil menggigit bibir bawahnya.

  "Didalam kotak itu ada mayad kucing yang dikasih pita merah." Bahu Elma yang saat ini sedang menjelaskan gemetar.

Misaki menepuk-nepuk pelan punggung Elma bermaksud untuk membuatnya lebih tenang. Kei dan Geano saling bertatapan seolah-olah bertukar pikiran akan pemikiran yang sama. Misaki berniat untuk menginap dirumah Elma untuk sementara hingga teror ini menghilang.

♪♪♪♪♪
"Geano lu mau kemana ?."
Teriak Kei yang sedang melihat Geano yang sedang berjalan terburu-buru.

"Gw mau ke ruang cctv gw yakin bukti ada disana." Ucap Geano yang semakin mempercepat langkahnya.

Setelah sampai di ruang cctv Geano dengan tergesa-gesa memasukkan kunci dan membuka pintu ruang tersebut secara tak sabaran. Geano langsung melangkahkan kaki jenjangnya ke monitor cctv tempat loker berada. Selama 2 jam ia terus mengamati tempat itu tapi tak ada kejanggalan apapun yang terjadi.

"Kei gw rasa saat kejadian cctv di area loker dimatiin liat jeda waktunya beda jauh." Tatap Geano sinis.

Kei hanya meangguk menyetujui. Ruang cctv adalah ruang sakral yang sangat dijaga ketat di sekolah hanya beberapa orang yang diizinkan memasuki ruang ini salah satunya Geano sendiri. Geano memijit pelipisnya dengan gundah ia merasa bersalah akan peristiwa ini.

♪♪♪♪♪
Setelah pencarian mereka di ruang cctv terasa sia-sia mereka memutuskan untuk pulang. Baik Kei maupun Geano hanya terus berfikir bagaimana teror seperti ini bisa terjadi. Elma baru saja disini tapi hal yang tidak mengenakkan sudah menimpanya. Sekembalinya di area loker mereka berdua kembali disuguhkan dengan tulisan merah masih ditempat yang sama ya loker Elma.

    Satu orang beribu duka.

Melihat itu Geano kembali menggertakkan rahangnya dengan kasar dengan tangannya yang mengepal hebat.
Kei berlari menuju toilet untuk membersihkan tulisan tersebut. Sudah lama Geano tak merasakan amarah sebesar ini pada dirinya. Pikirannya berkecamuk tak karuan ingin segera menemukan orang di balik peristiwa busuk ini.

Kei kembali dari toilet sambil membawa kain beserta ember berisi air dan langsung membersihkan tulisan tersebut. Ditengah kegiatannya Kei memilih untuk diam tak membuka suara. Geano berusaha untuk memperbaiki emosinya dengan terus mengatur pernafasan nya agar tak kembali sesak.

♪♪♪♪♪

  Malam semakin menghujung baik Kei dan Geano belum berniat untuk pulang kegiatan mereka hari ini belum cukup untuk mendorong mereka melangkahkan kaki untuk beristirahat. Mereka memutuskan untuk mampir makan sejenak di cafe langganan mereka dan masing-masing memesan menu favorit.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang