Janji yang Pupus

24 6 3
                                    

HALO BAGAIMANA LIBURNYA?.
SEMOGA DALAM KEADAAN SEHAT DAN SENANG.

SEBELUM MEMBACA, POSISIKAN TUBUH DENGAN SENYAMAN NYA.

ENJOY

*****

Geano mengantarkan Elma kerumahnya, setelah mereka jalan-jalan seharian. Elma yang lelah sempat tertidur di dalam mobil, mengingat hari ini begitu menguras energinya. Geano tak hati membangunkan Elma yang masih tertidur pulas, ia memilih menggendongnya hingga menuju kedalam rumah.

Geano menghidupkan lampu ruang tengah agar tak terlalu gelap. Ia berjalan menuju kamar Elma, meletakkannya diatas kasur dan menyelimutinya. Geano duduk disamping Elma sambil menepuk-nepuk tangan Elma. Ia berusaha tak bersuara agar Elma tak bangun. Mata Geano melirik kearah jam nya, sudah terlalu larut ia harus pulang.

Sebelum pergi, Geano mengecup kening Elma dan berbisik "sampai jumpa" di telinganya. Saat akan pergi, tiba-tiba Elma memegang tangan Geano.

Kesadaran Elma belum sepenuhnya kembali, mata Elma memandang sayu kearah Geano. "Geano mau kemana?." Tanyanya.

"Geano mau minum sebentar." Dalih Geano.

"Jangan pulang, temenin El." Suara Elma terdengar merengek.

"Iya Geano gak pulang kok, mau minum sebentar."

Elma yang awalnya ragu, akhirnya melepaskan genggaman itu. Membiarkan Geano pergi minum sebentar. Di dapur, tiba-tiba saja pandangan Geano menjadi kabur dan juga dadanya terasa sangat sesak. Sebenarnya Geano selalu membawa obat penenang kemanapun ia pergi tapi hanya sesekali ia meminumnya.

Tangan Geano memegang botol obat tersebut, ia ingin meminumnya untuk meredakan rasa cemasnya tapi ia ingat kalau ia boleh bergantung pada obat ini.

Pandangan Geano menatap lekat langit-langit, mati-matian ia mengatur nafasnya yang terus memburu. Cukup lama Geano mengulang-ulang kegiatan tersebut, tapi hasilnya tetap sama. Apa yang terjadi, perasaan Geano hanya bersenang-senang dengan Elma tak ada yang salah.

Berkali-kali juga, Geano meminum air. Geano memegangi dadanya serta memukulnya. Muak, Geano memutuskan untuk minum obat itu. Entah berapa butir obat yang ia telan, badan Geano langsung luruh ke lantai.

Nafasnya sedikit tenang sekarang, Geano memilih bersandar di dinding. Perlahan-lahan namun pasti, deru nafas Geano kembali normal. Geano berdecak kesal, di hari seperti ini penyakit sialan ini harus kambuh.

Ditengah penenangan diri, Kei mengirim pesan sebuah foto yang berisi note lusuh kecil.

Kei Saito.
/Send picture
Mungkin udah saatnya lu tau semuanya.

Mata Geano membaca dengan jelas note tersebut yang bertuliskan bahwa "Akuma Pengkhianat." Otak Geano berusaha mencerna kalimat tersebut.

Geano Regya
Jangan bercanda, dia adalah orang yang gw percaya selama bertahun-tahun.

Kei Saito
Mungkin pikiran lu gitu.
Hanya saja sekarang lah kenyatannya.
Fakta bahwa semua kejadian ini, ulahnya adalah pelayan lu.

Geano Regya
Gw paham.

Geano berdiri dengan lemas, menyimpan handphone nya dan kembali ke kamar Elma. Geano hanya memandangi Elma dari pintu saja.

"Selamat tidur, bidadari cantik."

Dengan gerakan sepelan mungkin, Geano menutup pintu kamar Elma. Ia juga langsung pergi dari rumah berbau lavender tersebut, menyiapkan diri untuk bertarung ke Yokohama.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang