Kopi Sianida

9 7 4
                                    

Ujian nya berjalan lancar kan?.

Jaga kesehatan ya

Geano tengah bersantai ria dengan kaki yang ia selonjorkan diatas meja dan tak lupa earphone yang volume ia setel cukup kuat. Saat ini kelasnya sedang jam kosong yang membuat para murid dikelasnya bertindak seenaknya. Dipojok Kei sedang diintrogasi kenapa tangannya sampai patah dan juga kenapa dia tak masuk ke sekolah dalam beberapa pekan terakhir.

Tiba-tiba saja keheningan kelas berubah dengan suara bantingan pintu yang menampilkan sosok perempuan dengan rambut dikuncir cukup tinggi, Lilia Miyabi yang berstatus sebagai pacarnya Kei namun hanya memperalat diri Kei.

"Lu kemana aja sih?. Gw cariin kemana-mana, gw telpon lu gak diangkat kirain lu mati." Ucap Lilia yang menangkup kedua tangannya di dada.

"Haha maaf ya lagi gak enak badan jadi beberapa hari ini jadi libur dulu." Kei menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

Pandangan Lilia sempat menangkap tangan Kei yang masih diperban walau dia tahu Kei kecelakaan tapi dirinya seolah tak peduli kalau saat itu nyawa Kei jadi taruhan.

"Yang harus lu inget, gw nerima lu cuma karna kasian dan lu juga sepakat kalau seumur hidup lu kasih buat jadi pelayan gw." Ucap Lilia lagi dengan nada yang semakin angkuh.

Geano melepaskan earphone nya dan langsung menghampiri Lilia dengan tatapan yang benar-benar marah. Dengan tenaga yang ia kumpulkan ia langsung menampar pipi Lilia dengan keras sampai Lilia tersungkur dilantai.

Seolah sudah membuang jauh hati nuraninya, Geano langsung menginjak kepala Lilia untuk menyuruh nya untuk bersujud.

"Murahan." Satu kata yang Geano ucapkan terdengar dalam dan penuh penekanan. "Selama ini lu kayak anjing liar yang dipungut orang yang kasian Ama lu, dan kotoran kayak lu beraninya belagu kayak gini." Geano menekankan injakan pada kepala Lilia walau ia sudah memohon untuk melepaskan nya.

"Geano lu sinting singkirin kaki lu dari kepala dia." Kei menarik lengan baju Geano untuk meredakan hati Geano dari gejolak emosi.

"Lu mau jadi pahlawan buat cewek murahan gini?. Gak berharga sedikit pun, bener-bener murah." Kekeh Geano yang belum juga menyingkirkan kakinya.

Seolah sudah tak tahan dengan cara Geano bicara yang sudah sangat kasar, Kei langsung memberikan bogem mentah di salah satu pipi Geano. Hal itu berhasil untuk membuat kaki Geano menjauh sementara dari Lilia.

Geano memegangi tepi bibirnya yang sudah mengeluarkan darah. Walau begitu Geano tak marah pada Kei melainkan hanya pada Lilia yang saat ini sedang dibantu berdiri oleh Kei.

"Lu putusin tuh cewek atau gw habisin dia sekarang." Terdengar seperti ancaman dari Geano tapi percayalah setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya bukanlah omong kosong.

"Geano lu tenang dulu kita bisa bicarain ini Ama kepala dingin." Kei masih mengusap-usap punggung Lilia karna ia sedari tadi tak hentinya untuk menangis.

"Gw gak punya waktu buat tawaran sampah lu, pilih sekarang !!!." Titah Geano dengan nada membentak.

Kei hanya terdiam sejujurnya dia ingin lepas dari cengkraman Lilia tapi untuk sekarang apakah keputusan itu tepat untuk dirinya?. Di sisi lain Geano juga orang berharga yang sudah berkali-kali menolongnya. Siapa yang akan Kei pilih memikirkan nya saja membuat Kei frustasi.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang