Sudut Pandang

7 6 2
                                    

Puasanya gimana?
Yang gak puasa tetep semangat ya
🦋

Inti D ASTRA tengah bercengkrama di markas mereka tanpa ada kecanggungan serta ada dinding yang menghalangi mereka. Hanya saja Geano yang daritadi sibuk dengan berbagai notif di ponselnya, yang tak henti bergetar.

"Langsung aja, Yuu Kadokawa hari ini lu dikeluarkan dari D ASTRA secara tak terhormat." Geano menyimpan ponselnya dan memperbaiki posisi duduknya.

"Hah?." Ucap mereka serentak kecuali Kei yang sudah tau kalau ini semua akan terjadi.

"Lu bersalah dalam insiden teror Elma dan pelaku yang nyerang gw waktu itu, gw gak bakal lapor soal ini ke polisi tapi lu harus enyah dari hadapan kami." Ucap Geano lagi yang berdiri dari duduknya.

Kanato selaku yang tahu betul tentang Yuu makin bingung dengan suasana yang ada terlebih lagi Rei yang hanya menautkan kedua alisnya.

"Maksud lu apa main ambil keputusan sendiri?." Kanato ambil bicara karna dia juga tak terima dengan keputusan Geano.

"Tanya Ama peran utama disini." Geano melirik tajam kearah Yuu yang masih terdiam.

"Yuu lu gak mungkin gitu kan?." Tanya Kanato memastikan.

"Gak usah berharap emang gw yang lakuin ini semua, ayah gw dibunuh Ama Geano dan gw pengen balas dendam." Yuu juga menatap Geano dengan penuh amarah, senyuman itu senyuman yang menandakan ciri khas Yuu hilang begitu saja.

"Ayah lu mati bunuh diri, dia terjun dari atap pas gw lewat disana, lu juga bisa cek hasil interogasi kepolisian bahwa gw gak bersalah dalam insiden itu." Jelas Geano yang tak melepaskan tatapannya dari mata Yuu.

"Ibu lu depresi karna tekanan ekonomi ditambah juga dengan kematian ayah lu yang sebagai satu-satunya pencari nafkah menambah depresi nya,  keluarga lu akhir-akhir ini retak dan ibu lu terpaksa ngusir lu waktu itu karna dia gak mau lu hidup dalam serba kekurangan." Jelas Geano lagi yang membuat semuanya makin terdiam.

"Darimana lu tau semuanya?." Tanya Yuu yang masih tersimpan amarahnya.

"Lu gak perlu tau, yang penting sekarang menghilang dari muka bumi dan jangan muncul dihadapan kami. Hapus semua nya kalau kita pernah jadi rekan." Titah Geano pada Yuu yang sudah tak tahan dengan kondisi.

"Tunggu Geano lu udah keterlaluan, dia lakuin hal itu ada alasannya. Soal Yuu dikeluarkan gw masih terima karna dia memang salah, tapi apa lu setega itu sampai putus tali persaudaraan yang udah kita jalin lama?." Rei menengahi pembicaraan yang penuh kecanggungan ini.

"Lu juga mau keluar dari D ASTRA buat belain munafik kayak dia?." Geano beralih menatap Rei yang terdiam dengan perkataan Geano.

"Sini jaket lu." Geano mengulurkan tangannya untuk segera meminta jaket D ASTRA yang sedang dikenakan oleh Yuu.

Dengan pasrah Yuu memberikannya, dengan tak berperasaan Geano menjatuhkan jaket kebanggaan yang menjadi lambang D ASTRA itu ketanah. Geano mengeluarkan pemantik api dan menjatuhkan ke jaket itu untuk kemudian membakarnya.

"Dengan ini lu resmi dikeluarkan, sekarang enyah dari sini." Geano mengusir Yuu dari hadapan inti yang lain, mereka tak berani membantah perintah yang sudah ditetapkan Geano saat itu.

Yuu membalikkan tubuhnya dan segera pergi dari sana. Sesekali ia mengusap wajahnya karna air matanya yang tak henti jatuh.

"Gw mau pulang." Geano langsung pergi kearah motornya terparkir dan langsung pergi dengan cepat.

Kanato sedari tadi mengepalkan tangannya karna ia juga marah tapi di sisi lain dirinya mengakui kalau Yuu bersalah. Tiga anggota inti D ASTRA itu memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing dan memilih untuk merahasiakan ini dari anggota lain.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang