Me ?

22 9 0
                                    

   Mengetuk pintu yang terkunci bolehkah aku masuk ke suasana asing ?.

Sebentar Geano tau namaku darimana ?.
Kan aku belum sebutin namaku pas lomba masak ?.

Ingin rasanya aku menyampaikan pertanyaan itu pada geano ya sejak pertemuan singkat ku di taman dan juga sedikit terjadi nya pertengkaran yang kei bilang 'tidak berguna'. Aku terus memikirkan pernyataan apakah mungkin seorang Regya Geano menyukai ku ?. Tapi tidak dia terlihat akrab dengan gadis lain. Apalagi fangirl nya disekolah yang banyaknya mengalahkan ibu-ibu yang sedang menunggu pembukaan diskon pasar. Beberapa hari setelah pertemuan ku dengannya aku selalu memikirkan hal yang tak mungkin terjadi. Aku selalu berpikir apakah pria berparas tampan dan dingin seperti Lancelot ini akan menemukan Odette sejatinya ?.

    Tapi aku tak secantik Odette.

♪♪♪♪♪

  "El lagi lamunin apa ?."
Suara Geano yang memergoki ku sendirian ditaman dengan segala pertanyaan yang serasa ingin meledak dikepalaku.

   "S-senpai ternyata bikin kaget saja."
Aku mengelus dada.

   "Jangan terlalu formal padaku. Sudah kubilang kan panggil saja Geano ?."

Geano mengambil duduk di sampingku. Yang otomatis membuat jantungku berdegup keras.

  "Kau gugup kenapa? Nafasmu cepat sekali terdengar ?. Sambung geano lagi.

Aku tak tahu ingin menjawab apa akan pertanyaan nya. Jika aku menjawab bahwa aku gugup karna dia duduk disampingku dia akan berpikir aku perempuan yang mudah baper. Aku hanya diam sambil menoleh ke arah sebaliknya agar menyembunyikan wajahku yang sudah memerah.

  "Kau belum menjawab pertanyaan ku El." Dia menghentikan aktivitasnya yang sedang menyeruput jus jeruknya.

    "Pertanyaan mu ada dua Geano. Yang mana ?." Aku menjawabnya dengan deru nafas yang berusaha untuk ku stabilkan.

  "Yang pertama kenapa kau melamun ?."
Kurasa dia menoleh ke arah ku.

   "Hanya sepele geano tak perlu tau."

Dia hanya bergumam sambil menghabiskan jus jeruknya. Ada hening yang tercipta dari selipan semilir angin yang menerpa. Aku mencoba untuk menepis semua pemikiran ku tentang dia walau semakin aku mencoba untuk melupakannya klise abu-abu geano masih terpampang jelas di data otakku.
   Aku mencoba untuk menatapnya lagi walau dia tak menyadari hal itu tapi tak apa melihatnya saja sudah membuatku semakin ingin gugup.

   "Geano tau nama El darimana ?." Ucapku to the point.

  Geano mendengus nafasnya yang membuatku sedikit menjauh dari posisi dudukku.

  "Bahkan aku tau dimana kau tinggal." Ucapnya.

"Ya tentu aku menemukan datamu saat guru pembimbing memintaku untuk menyalinnya untuk dimasukkan ke berkas."
Lanjutnya dengan nada santai.

   "Geano tau rumahku darimana. Jangan-jangan,.."
Dengan reflek aku berdiri untuk menjauh dari geano.

  "Kau fikir aku laki-laki macam apa ?. Tentu saja dari Misaki dia terus berceloteh tentang mu sepanjang waktu." Dia sedikit terusik terlihat dari nada bicaranya.

Aku menunduk merasa malu dengan penilaian ku tentang nya. Padahal aku baru disini tapi sudah bersikap tak sopan. Sekali lagi geano mengeluarkan nafas yang bisa kudengar walau samar. Dia memilih untuk berdiri dan ingin pergi kembali ke kelas.

    "Kau tak cocok dengan raut wajah sedih El."

   Tiba-tiba saja tangan besarnya mengelus pelan kepalaku aku sempat memproses apa yang terjadi barusan. Sampai setelah ia pergi aku masih syok dengan perlakuan nya padaku

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang