Teror

13 8 0
                                    

Tubuh Geano masih saja nyeri tepat dimana lukanya yang terus saja mengeluarkan darah walau sudah diikat dengan kuat.  Sebab itu saat tidur Geano selalu berganti posisi untuk menghilangkan rasa nyerinya. Geano sekali lagi meringis kesakitan hingga membuatnya ingin berteriak. Ketidakjujuran nya membawa petaka pada dirinya sendiri hingga seperti ini.

DRRTT DRRT

  Geano tak langsung meangkatnya dan hanya memperhatikan ponselnya dengan lesu yang terus berdering di meja belajarnya. Hingga panggilan kedua yang terus berbunyi Geano meangkatnya hanya dari Kei.

   "Ada apa kei ?."
Geano yang terus memperbaiki nada suaranya sehingga kei yang diujung sana tak khawatir dengan hal sepele ini.

"Gw mau kerumah lu boleh ngga ada tugas rupanya dan gw ngga ngerti."

"Ngga."

"Yahh Geano tolongin dong gw ngga ngerti sastra susah."

"Kalau udah sampai masuk aja."

"Terimakasih sahabat selamanya."

"Stress."

Geano langsung melemparkan hp tepat ke samping bantalnya dan kembali untuk merebahkan dirinya. Rasa nyeri tadi sudah berkurang berdoa saja nanti kei tak akan tahu tentang keadaan menyedihkannya. Geano pergi ke kamar mandi untuk mengganti kain perban yang dipakainya tadi karena terasa sudah basah oleh darahnya. Hingga pada pintu kamar geano langsung dibuka oleh kei dan langsung memanggilnya lantang di malam yang sudah larut.

  "Berisik lu mending pulang sana."
Geano sudah kembali dari kamar mandi sambil membawa cemilan dan soda.

"Baru juga datang udah lu usir aja."

Tak menanggapi perkataan kei geano juga duduk sambil meletakkan cemilan dan soda di meja kecil tak jauh dari jangkauan mereka.

"Ekh geano lu tau kan, El ?."

"Ya dia kenapa ?."

"Tumben reaksi lu cepet biasanya otak lu mikir dulu buat ngejawab."

"Lu mau gw usir sekali lagi ?."

"Yaudah santai dulu."

Kei dengan cepat menyambar soda dan langsung meminumnya. Geano yang menatapnya langsung mengernyitkan dahi melihat kelakuan sinting temannya.

"Katanya dia ada stalker."

"Hah ? Stalker jaman sekarang ?."

"Iya Misaki yang bilang ke gw walau gak yakin tapi akhir-akhir ini ada yang ngikutin dia."

Lantas geano hanya menatap datar dengan ocehan temannya ini dan santainya mengambil tas kei dan mengeluarkan buku tugas sastra nya lalu membaca satu-persatu soal yang tertera di atas buku.
Kei hanya santai sambil terus makan tanpa berdosa sama sekali melihat Geano yang menjawab soal semuanya.

  "Tinggal cari tau siapa penguntit nya dan bunuh gampang."
Geano masih setia dengan mengerjakan soal sastra tersebut.

"Lu pikir nyamuk ditampar sekali mati ?. Identitas penguntit itu masih misteri."

"Oke."

Perkataan Geano selalu saja membuat kei kesal. Jawaban yang singkat yang selalu membuat titik emosinya mendidih tapi Kei masih bersabar toh Geano sudah membantu banyak soal kehidupan kei.

"Nih tugas lu udah selesai dan silahkan pulang." Geano menyodorkan buku tugas Kei dan langsung merebahkan dirinya kekasur.

"Gw masih sabar Ama lu Geano. Kalau udah orang lain yang jadi temen lu pasti udah resign."

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang