Seorang Sampah

5 7 1
                                    

Geano bersama Kei berangkat sekolah menggunakan motor yang berbeda. Kondisi Geano mulai prima untuk menyatakan perang. Geano mengendarai motornya mendahului Kei dan dari jarak yang agak jauh, Kei terus memperhatikan punggung Geano yang masih tegak dengan kokoh.

"Gw masih kurang percaya kalau lu sekuat itu Geano." Kei bergumam pada dirinya, di sisi lain sebagai wakil ketua D ASTRA, merasa tak berguna ketika Geano merasakan beban yang ia junjung sendiri.

Motor mereka berdua sampai ditempat parkir, baru tiba disana Geano sudah disuguhkan dengan kejadian yang sangat mengganggu moodnya. Sekelompok anak perempuan tengah menggelandang seorang gadis yang sudah babak belur sana-sini.

Geano turun dari motornya dan langsung berjalan pada kerumunan itu. Tak ada yang menolong, mereka hanya sibuk mengambil merekam kejadian itu sambil tertawa. Dengan hinaan yang dilempar sana-sini pada gadis itu serta sesekali siswa maupun siswi melemparkan sampah padanya.

Geano berdiri tepat dimana mereka akan lewat nanti, tatapan Geano makin jijik ketika tahu otak dari perlakuan menjijikkan ini adalah Misa.

"Selain murahan lu juga gak berguna ya?. Segitu gak berguna nya lu sampai lakuin hal se-sampah ini?." Geano berjalan kearah para perempuan yang sedang menggelandang gadis tadi.

"Emang bener ya, orang lemah bakal tunduk dan suka diperintah Ama orang yang lebih berkuasa. Imbalan apa yang cewek jalang itu jamin ke kalian? Harta atau nyawa?." Geano melihat name tag perempuan yang sedang di-bully tadi, tertulis disana nama "Mabuchi Hanabi."

"Dan kalian semua yang ikut menertawakan dia dan sama sekali tak menolongnya, lebih rendah dari seonggok kotoran." Geano menatap semua siswa dengan mata nyalang. 

"Tunggu senpai ini hanya salah paham, kami hanya bercanda kok dia aja gak keberatan. Kami cuma latih mental dia supaya berani tampil didepan orang banyak. Hanabi kan orangnya pemalu." Misa mendekati Geano bermaksud untuk membenarkan perbuatannya yang sudah melenceng dari hal manusiawi.

"Bercanda? Lu pikir mainin perasaan orang lain termasuk candaan? Ternyata diliat dari dekat gini lu makin jelek." Geano langsung menampar Misa tepat didepan semua orang.

"Gak usah masang wajah sok jadi korban, gw tadi nampar kan cuma bercanda. Ohh iya berapa lu disewa Ama pria hidung belang?." Pernyataan Geano mendapat ringisan dari orang lain merasa kata-kata Geano sangat tidak wajar untuk dilontarkan pada seorang perempuan.

"GEANO!!!." Teriak Kei yang sudah menggenggam tangannya, dengan langkah cepat Kei langsung menarik kerah baju Geano.

"Apa-apaan lu ngomong kayak gitu Ama perempuan?." Urat leher Kei menonjol karna saking tak terimanya saat Geano kasar pada perempuan.

"Kenapa lu belain lacur kayak dia? Lu mau jadi pahlawan kesiangan, hahahaha apa-apaan jadi sosok bermuka dua didepan cewek murahan kayak gini." Geano memandang Kei dengan tatapan seperti orang yang kehilangan akal.

Kei bungkam dengan bibir bawah yang ia gigit, dia juga tak mau menghajar secara terang-terangan didepan banyak orang. Dengan emosi yang masih di ubun-ubun, Kei menyeret Geano untuk menuju ke belakang sekolah. Dia ingin memberikan pelajaran pada Geano agar ia bisa mengingat nya dan tak mengulanginya lagi

"Perempuan harus lu lakuin kayak ratu, lu ngerti gak?. Gimana suatu saat nanti lu perlakuin El kasar dan disaat itu gw bakal bunuh lu kalau sampai hal itu terjadi." Kei menghunus tajam manik kehitaman Geano yang terlihat tak memiliki kehidupan lagi.

"Lu mau ambil El dari gw?." Tanya Geano yang juga menggenggam tangan Kei. "Dia milik gw gak ada siapapun yang berani nyentuh dia, hanya milik gw dan terus kayak gitu." Geano sama menatap penuh amarah pada Kei.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang