Sebuah Rasa

15 8 1
                                    

Diruang makan rumah Geano sudah dipenuhi dengan suara perbincangan yang terdengar ke penjuru sudut. Kei dengan leluconnya selalu membuat tawa inti D ASTRA pecah, memang begitu Kei selalu memberikan hal positif kepada orang sekitarnya.

"Lu minum?." Tanya Kanato heran.

"Iya masalah?." Lirik Geano tajam dan juga ditangan nya memegang satu gelas kecil whiskey.

"Jangan terlalu banyak gak inget terakhir kali lu mabuk?." Ucap Kei yang terhenti memberikan leluconnya.

"Urus hidup lu." Decak Geano.

Kebiasaan Geano saat pulang kerumahnya memang selalu minum walaupun hanya satu gelas, tak jarang Geano minum sampai mabuk jika tak diawasi.

Satu gelas untuk minuman alkohol ini tak membuat Geano puas, saat hendak ingin menuangkan whiskey itu dalam gelas kecilnya Kanato memegang tangan Geano. Sontak saja Geano menipisnya kasar dan membersihkan debu yang tersisa dari kanato di tangannya.

"Ngapain lu pegang-pegang?." Geano menegaskan suaranya.

"Besok pemeriksaan rutin lu mau gw hukum karna bau alkohol yang semerbak dari tubuh lu?."

"Bacot lu apa mau gw bikin lu kesakitan kayak tadi?."
Tak peduli dengan peringatan Kanato, Geano langsung menuangkan whiskey nya kedalam kelas dan dalam satu nafas Geano menenggak habis minuman alkohol itu.

"Geano lu mau gw bikinin kue?. Kebetulan ada resep baru di cafe gw." Rei memang tak suka perkelahian yang membuat 2 sahabat nya ini terus bertengkar.

"Dapur gw terbuka buat koki kayak lu." Angguk Geano.

Rei hanya meangguk dan segera pergi ke dapur Geano. Rumah Geano memang besar dengan desain rumah Jepang klasik yang memiliki banyak lorong dan ruangan. Tentu orang yang pertama kali akan bingung dan tersesat.

Sepeninggal Rei entah apa yang dipikirkan Yuu daritadi dia hanya diam, senyuman manis nya luntur begitu saja. Geano langsung menoleh dan memperhatikan Yuu yang hanya memainkan sendok makannya.

"Lu kenapa?." Tanya Geano.

"Hanya memikirkan sesuatu gak penting." Yuu tertawa kaku.

"Lu mau minum?." Geano menyodorkan gelas alkoholnya.

"Bodoh Yuu mana mungkin minum begituan." Bantah Kei.

"Cerita ke kita biar bisa kita bantu."

"Beberapa hari ini gw mimpiin salah satu dari kita tewas. Mimpi itu terus terulang berkali-kali setiap gw mau tidur."
Yuu menggigit bibir bawahnya.

Semuanya hanya diam hanya Geano yang daritadi sibuk dengan minuman nya. Setelah itu Geano sedikit mendekat kearah Yuu.

"Siapa yang tewas di dalam mimpi lu?."
Tanya Geano dengan nada dingin.

"Lu Geano."

Bukannya terkejut Geano tertawa kencang menyepelekan apa yang dimimpikan oleh Yuu. Geano tak minum dengan gelasnya lagi tapi langsung dari botol whiskey nya, dia memaksa tubuh ya agar mabuk malam ini.

"Gw manusia pasti mati gak abadi." Jawab Geano dengan cegukan.

"Tetep aja gw takut temen gw mati didepan gw." Yuu melantangkan suaranya yang sebelum ini tak pernah terjadi.

"Lu berlebihan. Tuhan ngasih gw nafas sampai sekarang karna ada beberapa tugas yang belum gw laksanain. Mungkin setelah itu gw bakal mati."

Geano menenggelamkan wajahnya keatas meja dengan tangannya yang digunakan sebagai bantal dadakan. Kei hanya menggelengkan kepalanya ia sudah tau kalau Geano sudah mabuk. Satu botol whiskey yang Geano minum tadi habis tak tersisa. Dengkuran pelan Geano mulai terdengar pertanda ia sudah masuk dalam mimpinya.

Shibuya's Crime (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang