2

5.3K 174 0
                                    

Jeva memukul tengkuk Jevian dengan kesal. Ia tadi ingin nyusu, tapi Jevian malah sibuk dengan ponselnya.

"Ayang! Mau susu!"

Jevian menoleh sekilas, cowok itu tetap terfokus pada gamenya. Hal itu tentu membuat Jeva merasa kesal.

"Sayang, kita pergi aja ya dari papa. Masa papa kalian itu gak mau kasih mama susu," ucap Jeva sambil mengelus perut rata miliknya.

Jevian terkekeh kecil melihat tingkah pacarnya itu. Ia langsung mematikan ponselnya dan memeluk Jeva dengan erat.

"Mau nyusu? Ayo!"

Jevian langsung menarik lengan Jeva, dia membawa cewek itu ke dapur.

Jeva merasa sangat senang, akhirnya keinginan dia dikabulkan. Ah, ia membayangkan betapa segarnya susu itu.

"Nih," ucap Jevian sambil menyodorkan susu kotak rasa cokelat kepada Jeva.

Jangan mikir aneh-aneh ya, yang dimaksud nyusu oleh Jeva itu adalah meminum susu kotak rasa cokelat.

Jeva langsung menerima susu itu dengan senang hati, dia dengan segera langsung meminumnya.

Jevian menggeleng kecil, pacarnya ini sangat suka dengan susu cokelat. Bahkan ia sudah menyediakan banyak susu cokelat di kulkasnya.

"Mau lagi," ucap Jeva.

Jevian sontak menggeleng. Dia tidak akan membiarkan pacarnya itu meminum susu lagi. Kemarin pacarnya sudah banyak meminum susu cokelat.

Untuk sekarang satu kotak susu cokelat saja sudah cukup, Jevian tidak akan membiarkan pacarnya meminum susu cokelatnya lagi.

"Kali ini satu aja, minum jus nih," ucap Jevian sambil menyodorkan jus yang tadi sudah ia buat.

Jeva menggeleng. Dia tidak mau meminum jus. Yang ia inginkan adalah susu cokelat.

"Gak Jejep! Gue mau susu!" ucapnya.

Jevian menggeleng, dia langsung membawa Jeva menjauh dari dapur. Dia langsung mendudukkan cewek itu di kursi ruang keluarga.

"Gak baik sayang, mending lo minum jus aja. Kali ini nurut sama gue, oke?"

Jeva mau tak mau hanya mengangguk. Jika ia tidak menuruti ucapan Jevian, sudah dipastikan cowok itu akan mengadu pada mamanya.

Hei, dia ini takut pada mamanya. Karena mamanya itu jika sedang memarahinya pasti akan panjang lebar.

Telinganya saja terasa panas selama di marahi mamanya itu.

"Anak baik," ucap Jevian.

Jeva menatap sinis pacarnya, dia menye-menye.

"Inik biik."

Bukannya marah, Jevian malah tertawa. Menurutnya ekspresi Jeva menggemaskan saat tengah kesal seperti itu.

"Gemes deh, pengen grepe-grepe."

Jeva mendelik, "Mesum!"

♢♢♢♢

Jeva menatap kamar di depannya dengan tatapan datar. Tadi sepulang dari rumah Jevian, ia sudah disuguhkan pemandangan tak mengenakan.

Kakak pertamanya itu baru pulang setelah pergi selama seminggu. Cowok itu tidak pulang karena alasan malas meladeni ocehan sang mama dan kemarahan papanya.

Hal itu tentu membuat Jeva merasa geram.

"Ngapain lo?"

Jeva menoleh. Cewek itu menatap kakaknya dengan tatapan sinis. 

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang