Pecahan kaca berserakan di lantai, selimut yang semula rapi kini sudah tak lagi berada di tempatnya. Kamar yang semula dalam keadaan rapi kini terlihat seperti kapal pecah.
Seorang pemuda menatap buku miliknya dengan tatapan geram. Pemuda itu adalah pelaku yang membuat kamar itu menjadi berantakan.
Sepulang pemuda itu dari luar, sang ibu yang tak sengaja melihat anaknya yang tengah emosi pun merasa heran. Biasanya sang anak itu selalu tenang dan tidak mudah emosi seperti itu.
Untuk memastikan anaknya baik-baik saja atau tidak, akhirnya sang ibu menunggu diluar kamar anaknya. Hingga ia terkejut saat mendengar pecahan kaca dari dalam kamar.
Sang ibu yang panik pun segera mencari suaminya, beruntung sang suami sudah kembali sejak dua jam lalu.
Renando Albara selaku sang ayah langsung mendobrak pintu kamar sang anak. Betapa terkejutnya ia saat melihat anaknya tengah terduduk lesu sambil menatap buku kesayangannya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya sang ibu dengan nada bergetar.
Wanita paruh baya itu sudah menangis tersedu kala mendengar pecahan kaca dari kamar anaknya. Bahkan saat masuk pun, tangisan wanita itu semakin deras.
Melihat anaknya yang nampak frustasi membuat Amaya Albara merasa hatinya tercabik-cabik. Anak bungsunya itu tidak pernah terlihat seperti ini, anaknya memiliki pembawaan yang tenang dan cuek.
Saat melihat anaknya yang sekarang, ia merasa asing dengan anak kandungan itu.
"Ano sadar!" pekik Amaya kala melihat anaknya hendak menggores tangannya sendiri menggunakan pecahan kaca.
Nando menatap istrinya yang tengah menangis dengan tatapan sedih. Pria itu langsung memeluk istrinya guna memberi ketenangan untuk Amaya.
"JANGAN GILA LO!"
Sepasang suami istri langsung menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya mereka saat mendapati kembaran sang anak yang dulu berada di London ternyata sudah pulang hari ini.
Pemuda yang menjadi kembaran seorang Kiano Albara pun langsung merebut kaca yang tengah adiknya pegang. Dia tidak peduli akan tangannya yang terluka.
"Lo mau mati dengan cara kayak gini? Ayo gue percepat kematian lo!" Rian tidak habis pikir dengan adiknya yang memiliki pemikiran dangkal.
Dalam hatinya bertanya, adiknya ini punya masalah apa hingga nekat ingin melukai dirinya sendiri. Apa dia tidak memikirkan dirinya sendiri ketika terluka nanti.
Rian memang berada di London, kedua orang tuanya menitipkan ia pada sahabat kedua orang tuanya. Karena saat itu sahabat kedua orang tuanya tidak bisa memiliki anak.
Kedua orang tua Rian yang memang memiliki lima anak pun akhirnya menitipkan Rian agar dirawat menjadi anak sahabat kedua orang tuanya.
Saat Rian kembali ke Indonesia, ia malah dikejutkan dengan keadaan Kiano yang nampak menyedihkan.
Tak sengaja mata Rian menatap sebuah buku bertuliskan cewek rese. Rian bisa menyimpulkan bahwa adiknya tengah patah hati. Melihat alasan adiknya seperti ini pun membuat Rian merasa jengkel.
Hanya karena patah hati adiknya berniat melukai dirinya sendiri?
Nando menatap Rian, "Ayah percayakan Kiano padamu kak."
Rian mengangguk sebagai jawaban. Tak lama kemudian, Nando dan Amaya pergi meninggalkan Kiano dan Rian. Rian beranjak untuk menutup pintu kamar adiknya. Dia menatap Kiano dengan tatapan miris, Kiano tidak pernah seperti ini. Rian merasa geram karena adiknya menjadi seperti ini karena cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
2J [Jeva dan Jevian]
Roman pour Adolescents[PLAGIAT JAUH-JAUH! KARYA INI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!] Dibuat: 2021 Publish: 2022 Orang bilang, Jeva itu orangnya kalem. Tapi menurut teman-temannya, Jeva itu cerewet. Jevanie Nadeera Lalubis. Cewek dengan sejuta pesona yang sifatnya cerewet, bisa...