38

1K 48 0
                                    

Jay dan Jeva kini tengah berada di rumah cowok itu, kata Jay dari pada diluar rumah gak jelas lebih baik main di rumah Jay saja.

Di rumah Jay, Jeva tidak hanya berdua saja dengan si pemilik rumah. Ada Reza, Abdul, dan Abdi yang ikut main ke rumah Jay. Tentunya ketiga cowok itu membolos.

Saat sampai di rumah Jay, ketiganya langsung mendapat cerocosan Jeva yang mengatakan agar mereka tidak membolos.

Namun karena sudah terlanjur, yaudah mau bagaimana lagi? Lagi pula Jeva juga tidak akan sempat memarahi mereka karena dirinya tidak tahu jika ketiganya akan membolos.

Apalagi si Reza yang notabenya sebagai ketua kelas yang menjadi contoh bagi teman sekelasnya malah ikutan bolos.

Eh, Jeva juga si wakil memberi contoh yang tidak baik. Ya, Jeva menjabat sebagai wakil kelas. Jika tidak ada ketua maka Jeva yang akan mengambil alih tugas si ketua kelas.

"Liat mereka bertiga kok gue jadi ngakak ya?" tanya Abdi pada Abdul.

Abdul tertawa kala menyadari maksud dari pertanyaan yang terlontar dari mulut Abdi.

"Gue speechless anjing."

Jeva yang tak sengaja mendengar ucapan mereka pun menaikkan satu alisnya, cewek itu kini tengah melakukan siaran langsung pada akun ignya.

"Kenapa lo berdua?" tanya Jeva.

Cewek itu mendekat ke arah Abdul dan Abdi yang tengah tertawa bersama tentunya dengan pembahasan pertama tadi.

"Gila," gumam Jeva.

"Hallo guys! Gue mau kasih liat ke kalian semua. Kenalin ini Aba, ini Abi," ucapnya sambil menunjuk Abdul dan Abdi bergantian.

Gadis itu memasang senyum tipis saat melihat komentar dari followersnya yang kebanyakan bertanya siapa kedua cowok itu.

"Jangan pada naksir dulu kalian, mereka itu emang ganteng tapi gila. Emang kalian mau sama cowok gila kayak mereka?"

Jeva membaca komenan satu persatu dari mereka dan mendapati salah satu akun yang mengatakan 'gak papa gila, asalkan ganteng dan berduit."

Jeva melirik Abdul dan Abdi, "Lo pada ada duit gak?"

Abdul menaikkan satu alisnya, cowok itu melirik Abdi yang tengah memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Gue ada gopek, kenapa lo mau?"

Jeva bertepuk tangan kecil sambil melirik keduanya dengan tatapan mengejek.

"Itu yang katanya ganteng tapi berduit. Bulshit! Mereka sama sekali gak ada uang tuh, emang kalian masih mau sama mereka? Gue aja ogah."

Abdi melototkan matanya kemudian menatap Jeva dengan tatapan tajam.

"Sungguh teganya kamu yang..."

Jeva bergidik jijik diikuti oleh Abdul yang sama jijiknya seperti Jeva. Abdi sendiri merasa nelangsa.

"Tuhan.. bisakah kau gantikan kedua human itu dengan bidadari? Saya ingin memiliki sahabat yang mau mengerti..." ujarnya dramatis.

"Alay lo! Gitu doang baper."

Abdi menghela napas lesu, kemudian menatap Jeva dengan tatapan protes. Tapi sebelum ia memprotes tiba-tiba ada yang menyelanya terlebih dahulu.

"Terima nasib aja Di," ucap Jay.

Abdi mendengus, "Nasib pala lo montok!"

Jeva tertawa kecil melihat raut kesal yang Abdi tunjukkan. Dia kemudian mendekati Abdi lalu menepuk pundak cowok itu.

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang