Pertandingan basket antara kedua SMA ini akan segera dimulai, masing-masing tim sudah bersiap di tempatnya masing-masing.
Jeva sendiri kini tengah bersiap, dia membenarkan ikat kepala yang sedikit mengendor.
Penampilan Jeva kali ini berhasil membuat para fansnya berteriak histeris. Apalagi saat melihat ikat kepala yang biasa dirinya pakai ketika bermain basket. Ikat kepala itu menjadi penanda bahwa dirinya merupakan ketua basket putri.
Ayunda yang berada di samping gadis itu pun berdecak. Dia merasa bosan melihat temannya itu selalu dipuji oleh semua orang, bahkan Jeva hanya sibuk dengan dirinya sendiri eh orang lain malah memujinya.
Ayunda sampai merasa heran, apa Jeva tidak risih dengan pujian yang terlontar dari mereka untuk Jeva?
"Woi! Jangan ngelamun," ucap Jeva sambil menepuk pundak Ayunda.
Ayunda terlonjak kaget sambil menatap gadis itu tajam. "Ngagetin aja lo!"
Jeva tertawa tanpa dosa, dia mengacak-acak rambut Ayunda gemas. Ekspresi Ayunda yang garang berhasil mengingatkannya pada Arsya adiknya.
"Berantakan woi! Capek-capek gue mau tampil rapi depan mas crush gue!"
Jeva memutar bola matanya malas menatap Ayunda yang kini tengah membenarkan rambutnya yang berantakan karena ulahnya.
"Percuma lo rapi, ntar pas tanding muka lo lusuh," ucap Jeva.
Ayunda mencebikkan bibirnya. Ucapan Jeva benar, nanti penampilannya pasti berantakan dan wajahnya kusut. Belum lagi keringatnya pasti banyak.
"Lagian mau lo jelek atau cantik, kalo crush lo bisa nerima lo apa adanya sih gak akan masalah. Makanya, cari cowok tuh harus yang mau nerima lo apa adanya bukan ada apanya," cerocos Jeva.
Ayunda mendengus.
"Iya-iya nyai."
Jeva menggeleng kecil, "Lagian lo kenapa mau aja tampil jaim depan crush lo? Biasanya juga petakilan, harusnya lo tunjukin sifat lo yang asli biar dia gak kaget. Kayak gue contohnya, ke cow--"
"Mau sampe kapan lo nyerocos?"
Jeva menoleh menatap seorang lelaki remaja yang tengah menatapnya dengan tatapan serius, Jeva sendiri nampak kesal karena dikatai dia sedang nyerocos.
Sebenarnya dia kan sedang memberi siraman rohani untuk temannya yang satu itu biar sadar diri.
"Ganggu aja lo jamet," ucap Jeva lalu berlalu meninggalkan Jevian yang nampak melongo begitu juga dengan Ayunda yang tak enak hati.
"Sorry bro, temen gue emang gitu."
Jevian mengelus dada, tadi pacarnya yang meninggalkan dirinya ini si Ayunda ikut-ikutan. Nasib-nasib.
Lapangan yang menjadi tempat pertandingan antara tim basket dari kedua sma pun nampak ramai.
Bahkan saat melihat tim mereka yang tengah bersiap, mereka langsung berteriak histeris.
Apalagi saat sang ratu SMA Juanda ikut serta dalam pertandingan ini pun menambah kemeriahan pertandingan kali ini.
"Gimana? Siap kalah?" tanya kapten basket SMA sebelah dengan nada mengejek.
Pradana Angkasa, laki-laki yang menjabat sebagai kapten basket SMA sebelah kini berhadapan dengan wakil kapten basket SMA Juanda, Al Fathur Zander yang akan memimpin lomba basket kali ini.
"Gak kebalik?"
Pertanyaan yang terlontar dari bibir Fathur pun membuat Angkasa kesal, namun tak urung tersenyum mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
2J [Jeva dan Jevian]
Ficção Adolescente[PLAGIAT JAUH-JAUH! KARYA INI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!] Dibuat: 2021 Publish: 2022 Orang bilang, Jeva itu orangnya kalem. Tapi menurut teman-temannya, Jeva itu cerewet. Jevanie Nadeera Lalubis. Cewek dengan sejuta pesona yang sifatnya cerewet, bisa...