34

1K 45 0
                                    

"Dan.. dia!"

Mereka melihat ke arah telunjuk Jeva yang mengarah ke belakang mereka. Betapa terkejutnya mereka kala melihat cowok badboy yang paling ditakuti oleh SMA Juanda.

Selain karena mata dan tingkahnya yang membuat mereka takut, tapi cowok itu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari mereka.

Zein Al Arham. Laki-laki yang kerap dipanggil Arham adalah siswa bandel di SMA Juanda. Dia berhasil naik kelas karena prestasinya.

Jangan kira karena bandel seperti dia tidak bisa naik kelas. Meskipun bandel, dia itu termasuk ke dalam urutan kedua siswa pintar kelas XII.

Tentunya setelah Jean.

Jean yang tadi tengah menatap kerumunan itu pun merasa terkejut kala mereka melihat ke arah ia dan rombongannya.

Lebih tepatnya sih ke arah Arham.

Jean menyenggol lengan Arham agar cowok itu menoleh ke arahnya. Namun karena Arham sedang tidak peka, ia akhirnya menaikkan satu alisnya dan dibalas oleh tunjukkan dagu yang mengarah ke Jeva.

"Kenapa mereka liatin gue?" tanya Arham pada Jean.

Jean sendiri menggeleng tanda tidak tahu. Ia pun merasa heran mengapa mereka menatap Arham dengan tatapan kesal.

Tentunya para siswa yang bergerombol itu. Dia melihat ke arah Jeva yang nampak menyunggingkan senyuman manis.

Akar dari ini semua pasti adiknya itu. Jean sangat hapal akan tingkah adiknya yang satu itu. Adik yang sialnya menjadi adik yang paling ia sayang.

Ya, siapa lagi adik Jean?

"Anjing-anjing! Itu lo dijadiin pacar sama kesayangannya Jean," ujar teman Arham yang berdiri di sisi kiri Arham.

Laki-laki yang berdiri di sisi kiri Arham itu sempat bertanya pada temannya, temannya itu bilang kalau Jeva tengah mengadakan pendaftaran pacar di kantin.

Tentunya yang paling mengejutkan adalah Arham menjadi pacar Jeva selama satu bulan. Itu pun hanya karena permainan TOD.

Arham menatap Jeva yang tengah menatapnya dengan senyuman manis.

Arham bergidik ngeri kala teringat Jeva satu tahun yang lalu pernah menggodanya. Cewek itu bilang Arham tampan dan Jeva ingin menjadi pacarnya.

Namun Arham dengan tegas menolak karena ia sendiri sudah memiliki pacar yang sialnya harus memutuskannya gara-gara Jeva mengaku sebagai calon tunangannya.

Dan kali ini, apakah cewek itu akan merusuhinya lagi? Bukankah dia sudah memiliki Jevian?

Arham sendiri jelas tahu karena ia sering main ke rumah Jeva untuk bertemu dengan Jean. Setiap ia kesana pasti ia akan bertemu dengan Jevian dan Jeva yang tengah bermesraan.

Jika ia sekarang resmi menjadi pacarnya Jeva, bukankah nanti ia juga harus putus dengan adik kelas yang imut itu?

Hei, dia kan mencintai gadis itu dibanding Jeva yang sekarang menjadi pacarnya. Atau bisa dibilang selingkuhannya.

Arham berdecak kala melihat siluet seorang perempuan yang berlari meninggalkan kantin. Dia dengan segera mengejarnya.

Sedangkan disisi lain, Jeva tersenyum puas melihat Arham yang tengah mengejar gadisnya.

Ya, Rora Saputri. Gadis yang membuat Arham jatuh cinta pada cewek itu.

Alasan Jeva menjadikan Arham sebagai pacarnya karena ia tidak terima kala itu ia berhasil tertarik dan hampir mencintai Arham.

Saat tahu Arham sekarang jadian dengan Rora itu ia merasa kesal. Namun bukan kesal karena ia cemburu pada Rora.

Ia hanya tidak mau Arham melupakan dirinya. Hei, laki-laki itu diam-diam sering perhatian padanya meskipun Arham pernah bilang kalau ia menganggap Jeva hanya sebagai adik.

Tapi Jeva sempat salah mengartikan itu. Untungnya hati yang ia miliki sekuat baja jadi ia bisa dengan mudah melupakan perhatian Arham itu.

Namun ia masih dendam karena laki-laki itu mempermainkan perasaannya. Untungnya sekarang ia sudah memiliki Jevian yang selalu ada disisinya.

Dan lagi, ia bisa mengerjai Arham sepuasnya setelah ini.

Kemudian untuk masalah Kiano, ia masih penasaran pada cowok itu. Semakin kesini sifatnya hampir mirip seperti laki-laki yang selalu ia harap masih ada di dunia ini.

Dan Jay, tentunya ia membalas dendam karena gara-gara cowok itu dia sudah memiliki mantan bahkan lebih dari 20 orang. Gila!

Reza sendiri, ia rasa hanya cowok itu yang paling normal. Ia memang ingin menjadikan Reza sebagai pacarnya.

Tipe cowok seperti Reza ini sulit didapatkan, maka dari itu selagi Reza tidak memiliki pacar ataupun gebetan ia bisa merasakan memiliki pacar seperti Reza.

Sial, kebiasaannya yang dulu kini kumat lagi gara-gara Jay yang mengutarakan ide gila itu!

Untungnya tadi Deva dengan segera mengatakan pada Jevian melalui chat tentang kejadian ini. Dan cowok itu bisa mengerti karena kejadian ini hanya sekedar permainan saja.

Tentunya Jevian sangat percaya pada Jeva karena cewek itu tidak akan mudah jatuh cinta pada siapapun setelah ia jatuh cinta pada Jevian.

Perjuangan Jevian dulu sama susahnya seperti Jeva, saat itu Jeva sudah mengatakan bahwa hubungannya dengan Jevian hanya sekedar permainan.

Namun karena usaha Jevian yang terus mendekati Jeva akhirnya cewek itu luluh. Meskipun harus menghabiskan waktu beberapa bulan. Tapi itu termasuk waktu yang lama.

"Apa motiv lo jadiin gue pacar?"

Jeva menoleh ke arah Jay, kemudian menoleh ke arah gerombolan siswa tadi yang ternyata sudah pada membubarkan diri.

"Lo bubarin?" tanya Jeva tanpa menjawab pertanyaan dari Jay.

Jay mengangguk malas, "Jawab dulu pertanyaan gue njrit."

Jeva menghembuskan napas pelan. Dia turun dari kursi yang tadi ia pijak, kemudian memilih duduk di samping Reza yang tengah bermain ponsel.

"Balas dendam, apalagi?"

Joya bertepuk tangan merasa bangga pada temannya. Deva sendiri memutar bola matanya malas.

Jay melototkan matanya kala mendengar jawaban dari Jeva. Bahkan cewek itu nampak santai setelah menjawab pertanyaan dari Jay.

"Anying cuma balas dendam lo jadiin gue pacar juga," ucap Jay kesal.

Joya menggeplak tengkuk Jay saat cowok itu mengumpat. Jay ini sangat dilarang untuk mengumpat, bisa dibilang Jay ini seperti didik untuk menjadi anak baik-baik.

Jay meringis, tangannya mengusap tengkuk miliknya yang terasa panas akibat geplakan Joya.

"Terus si Eja? Dia dijadiin pacar juga dengan alasan apa?"

Jeva mengetuk jarinya pada dagu. Dia menatap Reza yang kini menatapnya juga, diam-diam Jeva menyunggingkan senyuman jahil.

"Kan gue udah lama suka sama Jaja," ucap Jeva dengan kerlingan nakal.

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang