51

829 29 0
                                    

Pesta kelulusan angkatan Jeva akhirnya telah tiba. Orang tua dari murid pun berbondong-bondong datang ke sekolah untuk melihat kelulusan anak mereka.

Angkatan tahun ini kini tengah berkumpul di belakang panggung. Disana ada yang akan tampil, juga ada yang tengah leha lehe karena malas berada di depan banyak orang.

"Selamat pagi semuanya, saya bla bla bla."

Suara MC itu terdengar yang artinya acara akan segera dimulai. Angkatan kelulusan kali ini yang akan tampil hanya tiga saja. Maksudnya akan menampilkan tiga penampilan saja. Yang pertama adalah dance, yang kedua bernyanyi dengan berpasangan, dan yang terakhir adalah ungkapan terimakasih dari kelas 12 untuk para guru yang mengajar.

Sisa penampilan yang lain akan ditampilkan oleh adik kelas.

Jeva kini tengah mendandani Joya yang akan ikut dance. Sahabat perempuannya itu memang multi talenta. Dia bisa masak, nyanyi bahkan dance saja dia bisa.

Yang akan tampil pertama memang bukan kelompok dance nya Joya, karena yang pertama adalah adik kelas mereka. Nanti yang akan tampil terakhir adalah dancenya Joya dan teman teman yang lain.

Tentu saja yang paling tua harus mengalah. Itu kata Abdi saat guru memutuskan agar adik kelas lebih dulu tampil. Sebagai murid mereka hanya bisa mengiyakan.

"Gue udah cantik belum sih?"

Jeva greget sendiri mendengar pertanyaan yang sudah lebih dari 20 kali Joya lontarkan padanya.

"Udah Joy udah! Lo itu udah cantik oke? Gak usah nanya lagi," kesal Jeva.

Joya terkekeh sendiri melihat sahabatnya yang tengah kesal. Sebenarnya ia gugup karena akan tampil di depan banyak orang. Apalagi ada orang tuanya dan juga orang tua Bima, sang pacar.

"Gue deg-degan," ucap Joya sambil memegangi dadanya yang dag dig dug.

Jeva memutar bola matanya malas. Namun dirinya langsung mengelus pundak Joya memberi ketenangan agar cewek itu tidak lagi merasakan gugup.

"Lo bisa," ucap Jeva.

Joya menatap sahabatnya sambil tersenyum haru. Memang Jeva selalu ada saat dirinya tengah gugup seperti ini.

Meskipun ia tahu Jeva selalu saja bertingkah acuh padahal Jeva itu tipe sahabat yang gampang mengerti sahabatnya sendiri. Seperti sekarang ini.

"Thanks Je," ucap Joya.

Jeva tidak menjawab. Dia hanya membalas dengan senyuman tipis.

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang