35

1.1K 47 0
                                    

"Kan gue udah lama suka sama Jaja."

Reza menyentil dahi Jeva yang menyebabkan cewek itu meringis. Reza tentu tahu Jeva berbohong, Jeva ini tipe cewek yang jika berteman dengan laki-laki mau selama apapun tidak akan menaruh hati.

Karena cewek itu selalu berpegang teguh pada prinsipnya untuk tidak mencintai temannya sendiri. Seperti Reza contohnya.

Status pacar yang sekarang disandang oleh Reza bukanlah status pacar pada umumnya. Cowok itu masih tetap menjadi teman Jeva.

Cewek itu sama sekali tidak mencintai Reza layaknya perempuan mencintai laki-laki. Dia hanya menyayangi Reza layaknya kakak dan adik. Tentunya Reza yang menjadi kakaknya.

"Yee, pake ngelamun lagi," cibir Firsa.

Firsa menatap Jeva dengan tatapan kesal, bahkan ia sangat tidak percaya jika cewek itu mencintai Reza.

"Lo lagi mikirin yang engga-engga kan?" tuduh Abdul pada Jeva.

Abdul gelagapan saat Jeva dan Reza menatapnya dengan tatapan tajam. Kenapa kedua remaja itu kompak sekali?

"Otak lo selangkangan mulu!" ketus Jeva.

"Udah dong jangan tubir! Gue kepo sama jawaban lo sarkiem!"

Firsa menatap Jeva dengan tatapan sebaliknya. Ia sudah menunggu jawaban dari Jeva tapi cewek itu malah ribut dengan Abdul. 

"Gak lah masa gue suka sama Jaja, kan dia abang gue. Iya gak yang?"

Reza mengangguk sambil tersenyum manis. Firsa memutar bola matanya malas. Nah kan, drama terus.

"Ya terus.. alasan lo jadiin Reza pacar apa markonah?!" Firsa merasa greget sekali melihat tingkah Jeva yang menguji kesabarannya.

Jeva terkekeh geli, ternyata menyenangkan menjahili Firsa yang mudah emosi seperti ini.

"Menurut gue.. Reza paling waras dijadiin pacar. Yaudah gue pacarin aja," ucap Jeva santai.

"Santai bener anjir, padahal cuma dijadiin mainan doang," cibir Jay.

Cowok itu masih kesal pada Jeva yang menjadikan dirinya sebagai pacar. Memang sih, awalnya juga salah dia sendiri.

Ide gila yang tercetus itu berhasil menjadikan dirinya sebagai pacar dari seorang Jevanie Nadeera Lalubis.

Menyesal? Iya. Marah? Apalagi. Tapi mau bagaimana lagi, pada akhirnya ia sudah resmi menjadi pacar mainan dari seorang Jevanie Nadeera Lalubis.

"Jay," panggil Jeva.

Jay menoleh sambil menaikkan satu alisnya seolah bertanya.

"Siap-siap tugas babu lo lebih berat," ucap Jeva yang berhasil membuat seorang Jay lemas tak berdaya akibat ucapan dari Jeva.

Joya tertawa melihat penderitaan laki-laki itu yang kini tengah terduduk di lantai kantin.

"KELAS RUSUH! MASUK KE KELAS KALIAN SEKARANG!!"

Jeva sontak menoleh ke belakang, saat mendapati guru muda yang tampan ia langsung menyunggingkan senyuman manisnya.

"Eh bapak ganteng," ucap Jeva sambil menyengir.

Guru muda tersebut memutar bola matanya malas, gadis di depannya ini memang sudah terbiasa mengatakan hal itu.

Gadis yang sialnya menjadi muridnya disini. "Ganteng-ganteng! Sekarang kalian berdiri di lapangan sampai jam istirahat."

Abdul melototkan matanya. Padahal ia sudah susah-susah mengerjakan tugas dari guru Kimia yang katanya disuruh dikumpulkan hari ini tapi harus tertunda karena hukuman dari guru muda di depannya itu.

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang