Jeva menatap Kiano tak percaya, sejak kapan cowok itu terang-terangan memujinya? Dan sejak kapan tatapan dingin Kiano berubah menjadi tatapan hangat?
Wow, sepertinya pesona Jeva tidak bisa ditolak. Meskipun Jeva rasa terlambat, tapi ia cukup puas karena ternyata pesonanya masih dapat memikat.
Jeva tertawa dalam hati, benarkan? Kiano tidak bisa untuk menolak pesona miliknya.
"Gue tau."
Jangan berharap Jeva akan blushing karena dia bukan tipe cewek yang mudah baper.
Karena Jeva.. tidak mau dipuji cantik.
Cantik itu relatif, semua perempuan cantik. Jeva lebih suka dipuji imut dan manis.
Tapi Jeva memang tidak mudah baper, jadi ya jangan berharap dia langsung blushing saat dipuji.
"Pulang sekolah sama gue."
Jeva menatap Kiano dengan tatapan tidak suka. Hei, dia kan ingin pergi ke indojuni sendiri. Kenapa juga ia pulang bersama Kiano.
"Gak bisa, gue ada urusan."
Kiano menggeleng sebagai arti menolak ucapan Jeva. "Gue bisa nunggu kalo lo ada urusan."
Jeva hendak memijit pelipisnya, namun terurung kala tangan Kiano menahannya.
"Tangan lo kotor," ucapnya sambil membersihkan tangan Jeva yang kotor.
Jeva menatap Kiano dalam diam. Dia akui Kiano tipe cowok yang perhatian meskipun sifatnya cenderung dingin.
Jeva menghembuskan napasnya pelan, meskipun belum bisa menerima sifat Kiano yang berubah, tapi ia bersyukur cowok itu lebih hangat.
"Pulang nanti gue tunggu di parkiran, mau lo nolak pun gue bakalan tetep nunggu," ucap Kiano sebelum pergi.
Jeva terdiam, sebenarnya dia berniat untuk meninggalkan Kiano nanti. Ah masa bodo, pasti cowok itu tidak akan menunggunya.
Tak lama setelah Kiano keluar, kedua sahabat Jeva langsung masuk dan berteriak heboh. Tentunya yang berteriak adalah Joya, karena cewek itu suka sekali teriak.
"Gue gak salah lihat? Tadi Kiano dari kelas kita? Lo ada urusan apa sama tu cowok??" tanya Joya beruntut.
Jeva memutar bola matanya malas. Joya kenapa heboh sekali sih?
"Gue salah kirim chat, tadinya gue mau chat lo suruh bawain gue makanan," jelas Jeva.
Joya ber-oh-ria. Berbeda dengan Joya, Deva langsung memukul pelan lengan Joya dengan gemas.
"Makanya jangan berburuk sangka dulu," ucap Deva.
Pasalnya tadi ia mendengar ocehan Joya yang terus berpikir yang tidak-tidak saat melihat Kiano keluar dari kelasnya.
Joya menyengir, "Ampun nyai."
♢♢♢♢
Jam yang ditunggu-tunggu oleh murid SMA Juanda. Ya, pulang sekolah. Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu.
Tiga orang gadis melangkahkan kakinya pelan sambil mengobrol. Ketiga gadis itu adalah Jeva, Joya dan Deva.
Ketiganya baru saja selesai membereskan buku milik mereka. Mereka memang tidak terburu-buru karena sengaja.
Lagi pula lebih enak santai daripada terburu-buru, apalagi saat pulang sekolah seperti sekarang.
Deva berpisah dengan Jeva dan Joya, gadis itu berkata kalau ia sudah dijemput oleh pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2J [Jeva dan Jevian]
Teen Fiction[PLAGIAT JAUH-JAUH! KARYA INI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!] Dibuat: 2021 Publish: 2022 Orang bilang, Jeva itu orangnya kalem. Tapi menurut teman-temannya, Jeva itu cerewet. Jevanie Nadeera Lalubis. Cewek dengan sejuta pesona yang sifatnya cerewet, bisa...