Seorang pemuda menatap foto di tangannya dengan tatapan sendu. Tidak bisakah sehari saja ia dan wanita itu menghabiskan waktu bersama seperti dulu?
Tidak bisakah wanita itu mengerti dirinya yang selalu saja merasa sendiri ketika melihatnya bersama orang lain?
Dia cemburu, sedih, marah, dan kecewa. Dia cemburu pada laki-laki itu. Dia sedih karena wanitanya lebih perhatian pada laki-laki itu. Dia marah karena melihat keakraban mereka. Dia kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga wanita itu agar tidak berpaling darinya.
Hari demi hari, minggu demi minggu. Hubungan wanita itu dengan si laki-laki semakin baik. Tapi hubungannya dengan si wanita tidak terlalu baik.
Mungkin hanya ia yang merasa begitu. Jujur saja saat melihat wanitanya pergi bersama laki-laki lain, ia menjadi sangat sedih. Dia juga takut, takut kehilangan cinta pertamanya itu.
"Hal--"
Seorang wanita nampak mematung saat melihat keadaan pemuda di depannya yang nampak kusut.
"Lo kenapa?"
Si pemuda tidak menjawab. Membuat cewek itu yang merasa diabaikan langsung memeluk tubuh pemuda itu dengan erat.
Jeva menatap laki-laki yang ia peluk dengan tatapan sedih. Mengapa? Mengapa pacarnya ini terlihat menyedihkan?
Tadi saat Jeva pulang sekolah, ia langsung mampir ke rumah Jevian. Karena kata teman cowok itu, Jevian bolos sekolah. Jeva merasa khawatir karena dua tahun ini, Jevian tidak pernah membolos. Tentu hal itu karena adanya Jeva. Cewek itu berhasil merubah sifat Jevian yang buruk.
Melihat Jevian yang hanya diam saja, akhirnya Jeva melepas pelukannya. Dia menatap mata Jevian yang terlihat sembab. Jevian menangis?
"Keluar dulu yuk, gue ada sesuatu buat lo," ucap Jeva.
Jevian masih tidak menjawab. Jeva menyerah. Ia tidak tahu apa yang membuat pacarnya itu merasa sedih.
Jeva langsung meninggalkan kamar Jevian. Jevian yang sedari tadi diam, langsung menoleh. Dia menatap punggung pacarnya dengan tatapan sedih. Jeva tidak mengerti dirinya?
Jevian akhirnya memilih menelungkupkan wajahnya pada tumpuan tangan. Dia menangis lagi. Ini kali pertama seorang Jevian menangisi perempuan. Perempuan pertama yang membuatnya menangis adalah kekasihnya sendiri, Jeva.
"Happy Anniversary sayang!"
Jeva melongo. Pacarnya menangis?
"Yang, gak mau rayain? Gue udah buat kue loh Jep, masa lo gak mau sih," ucap Jeva sedih.
Awalnya ia hanya berbicara dengan nada sedih, tapi jujur saja saat melihat cowok itu yang tengah menangis membuat hati Jeva rasanya tercabik.
Tersadar akan sikapnya selama ini, Jeva langsung meletakkan kue buatannya di meja. Dia langsung menghampiri Jevian dan memeluknya dari samping.
"Maaf ya, selama ini gue terlalu fokus sama Kiano. Tujuan gue deketin dia.." Jeva menarik napasnya. Dadanya terasa sesak saat mengingat kepingan masa lalu yang selalu menghantuinya saat ia melihat wajah Kiano.
"Gue mau mastiin dia.. hiks.. dia cowok yang ngorbanin dirinya buat gue apa bukan," sambung Jeva. Cewek itu tidak kuat membendung air matanya. Kilasan masa lalu terlihat. Ia seolah berada disana, melihat semua kejadian demi kejadian yang berhasil membuat laki-laki yang ia sayangi mengorbankan dirinya.
Rianno Mahendra. Laki-laki yang selalu menjaganya, menyayanginya dan menemaninya. Laki-laki itu adalah laki-laki yang Jeva sayangi.
Jeva dan Rianno sudah bersahabat sejak kecil. Orang tua Rianno dan orang tua Jeva memang sahabatan. Karena kedua orang tua itu bersahabat, akhirnya Rianno dan Jeva pun bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
2J [Jeva dan Jevian]
Teen Fiction[PLAGIAT JAUH-JAUH! KARYA INI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!] Dibuat: 2021 Publish: 2022 Orang bilang, Jeva itu orangnya kalem. Tapi menurut teman-temannya, Jeva itu cerewet. Jevanie Nadeera Lalubis. Cewek dengan sejuta pesona yang sifatnya cerewet, bisa...