27

1.2K 51 0
                                    

Seorang gadis kecil nampak antusias menyambut kedatangan seorang pemuda, gadis itu langsung berlari dan memeluk pemuda itu dengan erat.

Bibir gadis itu tak hentinya tersenyum lebar, sepertinya gadis itu sangat senang akan kedatangan pemuda tersebut. Sedangkan di belakang gadis itu nampak seorang perempuan yang menatap malas pemandangan di depannya.

Regan Bagaskara. Laki-laki itu melirik ke seorang perempuan yang tengah menatapnya dengan tatapan malas.

Regan adalah sepupu Jevanie Nadeera Lalubis. Mereka dekat sedari kecil, keduanya berpisah saat Regan dan orang tuanya memutuskan untuk tinggal di Jepang. Jeva yang saat itu masih kelas 6 SD pun merasa kesal dan memutuskan untuk tidak mengantar Regan ke bandara.

Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah lima tahun lamanya. Cowok itu ternyata akan menatap di Indonesia sampai ia bekerja nantinya. Katanya sih ingin tinggal di negara kelahirannya. Cowok itu tidak pulang bersama kedua orang tuanya, kedatangannya pun membuat keluarga Lalubis kelabakan karena kepulangan cowok itu mendadak.

Regan yang tengah menggendong Arsya kini berdiri di depan sepupunya. Cowok itu terkekeh kala menyadari tatapan kesal dari Jeva, ia menduga kalau cewek itu masih kesal karena ia pergi meninggalkannya dulu.

"Gak kangen sama gue?"

Jeva mendengus, ia langsung mengambil alih koper milik Regan dan membawanya ke dalam tanpa menjawab pertanyaan dari Regan. Sedangkan sang empu yang ditinggal menatap gadis itu dengan tatapan geli.

"Kakak cantik marah ya sama kak Egan?" tanya Regan pada Arsya.

Bagaimana Arsya bisa kenal dengan Regan? Gadis kecil itu sering video call dengan Regan. Waktu berumur tiga tahun pun Arsya pernah diajak ke Jepang oleh Livia, dari situ Arsya semakin akrab dengan Regan.

Regan adalah sepupu Jeva dari papanya. Maka dari itu Regan tidak tahu tentang Arsya kalau saja Livia tidak datang ke Jepang dan video call dengannya. Bisa dibilang orang tua Regan sangat dekat dengan Livia, Regan yang sedari kecil dekat dengan Livia pun kerap kali memanggilnya dengan sebutan bunda sama seperti Jeva.

"Kak Egan gak pernah telpon kakak cantik kan," ucap Arsya. Gadis itu kini sudah lancar mengatakan 'r' padahal tadinya masih tidak bisa.

Regan tertawa lantas mengangguk. Benar, Regan tidak pernah memberi kabar pada Jeva ataupun menelponnya. Mungkin saja gadis itu merasa kesal padanya.

Melihat Jeva yang melangkah menuju dirinya, ia langsung tersenyum lebar. Meskipun gadis itu merasa kesal padanya, tapi ia yakin Jeva pasti merindukannya.

"Gue ada oleh-oleh buat lo," ujar Regan sambil mengambil sebuah kalung berinisial J lalu memberikannya pada Jeva.

Jeva menerimanya tanpa berkata apapun, gadis itu masih saja terdiam membuat Regan merasa kesal. Tidak bisakah gadis itu menunjukkan rasa rindu padanya?

"Lo gak kangen sama gue?"

Jeva menghembuskan napas pelan. Dia langsung duduk di kursi ruang tamu, ia menatap Regan yang berada di depannya dengan tatapan sulit. "Terus kalo gue kangen sama lo, lo bisa putar waktu? Enggak kan. Makanya gak usah tinggal di luar negeri!" ketus Jeva.

Bukannya marah Regan justru tertawa. Dia jadi teringat ekspresi Jeva dulu saat tahu ia akan pergi ke luar negeri dan tinggal disana. Melihat ekspresi Jeva sekarang mengingatkannya pada ekspresi cewek itu dulu. Intinya keduanya memiliki kesamaan, menggemaskan.

Melihat sepupunya tertawa Jeva langsung memutar bola matanya malas.

"Iya deh sorry, tuan putri mau maafin pelayan ini?" guyon Regan.

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang