Pagi harinya Jeva dan teman-temannya sudah berada di sekolah. Mereka berangkat pagi-pagi sekali, rencananya mereka akan membahas beberapa bahan yang akan Kana beli.
Si bendahara itu punya masalah dalam hal memilih barang, maka dari itu ia ingin meminta solusi pada teman-temannya.
Jeva yang memang bertanggung jawab dalam menghias kelas akhirnya mengusulkan agar mereka berkumpul di kelas dan diharapkan agar berangkat lebih awal.
"Udah pada kumpul semua kan?"
Mereka mengangguk. Tatapan Jeva jatuh pada Kana yang tengah mencatat sesuatu di buku tulisnya.
"Apa masalah yang lo bilang?" tanya Jeva pada Kana saat cewek itu sudah selesai mencatat.
Kana mengetuk dagunya kemudian menatap Jeva yang juga menatapnya.
"Gue si udah ada beberapa catatan tentang bahan buat ngehias, cuma gue butuh persetujuan dari kalian. Dan.. biayanya gak sedikit," ucap Kana lirih di kata biaya.
Jeva memutar bola matanya malas, dia langsung menepuk pundak Kana dengan keras.
"Jangan sok miskin deh lo, kartu kemarin yang gue kasih kan ada," ucap Jeva.
Kana menatap Jeva sebentar kemudian menarik napasnya lalu menghembuskan perlahan.
"Kalo bisa dipake mah gampang Je, masalahnya gak bisa," ucap Kana.
Jeva mengernyit, "Gak bisa gimana?"
Kana menarik napas lalu menjelaskan masalahnya pada Jeva. Jeva yang mendengar pun melotot sempurna.
"Coba kasih ke gue kartunya."
Dengan segera Kana memberikan kartu yang pernah Jeva berikan padanya. Tangan Jeva terulur mengambil kartu tersebut.
Betapa terkejutnya Jeva saat mendapati kartu miliknya berbeda.
Mata Jeva melotot kala menyadari ada yang salah pada kartu tersebut. Pasalnya kartu itu seperti bukan miliknya.
"Bentar, gue keluar dulu."
Jeva langsung berlari keluar kelas meninggalkan teman-temannya yang tengah bingung karena kepergian gadis itu.
Sedangkan Jeva, dia beberapa kali mengutuk dirinya sendiri, pasalnya kartu itu milik Jevian.
"JEVIAN!"
Anak kelas sebelah terkejut mendengar teriakan Jeva. Mereka yang tengah mengobrol pun langsung menoleh ke pintu.
"Mana Jevian?!"
Abi yang kebetulan posisinya dekat dengan Jeva langsung bertanya, "Ada apa Je?"
Jeva mendekat ke arah Abi, cowok itu merasa gugup kala Jeva mendekat.
"Jevian ada disini?" tanya Jeva.
Abi sontak menggeleng. Jeva yang melihat gelengan kepala itu pun merasa kesal sendiri.
Ah ia lupa kalau Jevian selalu berangkat siang, tidak seperti Abi yang sudah di sekolah pagi-pagi.
"Yaudah lo bila--"
"Jejeku..."
Jeva menoleh ke belakang, dia mendapati Rama yang tengah berlari kecil ke arahnya.
Jangan lupakan Jevian dan temannya yang mengekor di belakang. Jevian yang melihat pacarnya berada di kelasnya pun langsung tersenyum lebar.
"Hai can--"
"Mana kartu gue?!"
Jevian terlonjak kala mendengar ucapan Jeva yang ngegas. Dia mencoba mengingat tanggal Jeva datang bulan. Tapi ia yakin, masa datang bulan Jeva sudah selesai kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
2J [Jeva dan Jevian]
Novela Juvenil[PLAGIAT JAUH-JAUH! KARYA INI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!] Dibuat: 2021 Publish: 2022 Orang bilang, Jeva itu orangnya kalem. Tapi menurut teman-temannya, Jeva itu cerewet. Jevanie Nadeera Lalubis. Cewek dengan sejuta pesona yang sifatnya cerewet, bisa...