13

1.9K 89 0
                                    

Tandain typo!
~Happy Reading~





"Loh sayang, kamu kenapa?"

Arsya langsung memeluk Jevian dengan erat saat cowok itu berdiri di belakang Jeva. Jevian dengan senang hati langsung membalas pelukan adiknya itu dengan erat.

"Biasa, anak kecil kalo berantem gitu," bisik Jeva saat pacarnya itu duduk di sampingnya.

Jevian mengangguk, cowok itu langsung menatap Gianna yang nampak takut dengannya. Hei apa ia semenakutkan itu hingga Gianna menatapnya dengan tatapan takut.

"Gapapa Gia, Acha emang gitu suka nangis," ucap Jevian.

Arsya yang merasa diejek oleh Jevian langsung memukul tengkuk Jevian dengan keras. Jevian langsung meringis.

"Gia mau es krim gak? Aunty punya banyak," tawar Jeva.

Gianna langsung mengangguk antusias. Jeva dengan segera menyuruh pegawainya untuk membuatkan empat es krim yang paling enak di Cafe nya.

"Lo Kiano kan? Itu di nikmati pesenannya," ucap Jevian.

Cowok itu saat belum sampai disini sudah memperhatikan tatapan Kiano pada pacarnya dari jauh. Ya, selain mengambilkan pesanan Kiano, ia juga mengawasi Kiano.

Tak diduga, cowok kutub itu ternyata memang menyukai pacarnya. Hanya saja cowok itu tidak memperlihatkan perasaannya. Jevian tahu pacarnya itu peka, tapi pura-pura tidak tahu.

Jevian menghela napas. Resiko punya pacar seperti Jeva ya seperti ini. Ia harus sabar menghadapi tingkah pacarnya. Dan ia juga harus sabar melihat banyak laki-laki menyukai pacarnya.

Ia juga sudah melihat bagaimana Abi yang pernah ia dengar dari pacarnya saat mereka bertelepon. Abi dan Kiano memang sama-sama tampan, tapi Kiano lebih tampan.

Eh tidak, dia yang lebih tampan.

"Anak lo?" tanya Kiano.

Jeva melongo. Apa? Kiano bertanya dengan siapa? Jika bertanya padanya kan harus menatapnya. Lah ini, cowok itu malah menatap makanannya.

Dia bertanya pada makanan?

"Lo nanya siapa?" tanya Jeva.

Kiano menoleh, dia menatap Jeva lama. Jeva tentu tidak tahu maksud tatapan Kiano.

Kiano berdecak sebal.

"Lo," jawab Kiano.

Jeva ber-oh dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lagian salah Kiano yang tidak jelas.

"Iya anak gue, kenapa?" tanya Jeva.

Kiano menatap Jeva lama, lalu gantian menatap Jevian dan Jaxon. Mereka bertiga benar-benar mirip. Apa Jaxon anak Jeva dan Jevian?

"Lo sama dia?" tanya Kiano.

Jeva menoleh ke arah Jevian. Dia langsung menggeleng. Sebenarnya benar sih anak dia dan Jevian. Tapi bukan anak kandung ia dan Jevian.

"Anak angkat gue," jawab Jeva.

Biarlah, toh Kiano itu tipe orang yang tidak ember. Lagi pula tidak masalah jika ia mengatakan Jaxon adalah anak angkatnya. Toh, itu memang kebenarannya.

Kiano tidak menjawab, cowok itu masih menatap Jaxon dengan lekat. Ia sedikit tidak percaya akan ucapan Jeva.

Jika anak angkat mengapa wajah Jaxon mirip dengan Jeva dan Jevian. Dan juga, apa hubungannya Jeva dan Jevian?

Kenapa Kiano jadi sepenasaran ini pada Jeva? Apa ia sudah jatuh cinta pada cewek itu? Hei, kenapa bisa secepat itu?

Kiano menggelengkan kepalanya. Cowok itu tidak sadar tindakannya yang sedari tadi diawasi oleh Jeva. Cewek itu merasa bingung dengan Kiano. 

Ada apa dengan cowok itu?







Tbc
Partnya pendek huhuhu, sorry
Jangan lupa tinggalin jejak:)

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang