39

966 45 0
                                    

Hari ini SMA Juanda ramai. Perlombaan yang diadakan pada hari ini, membuat sekolah ini menjadi lebih ramai dari biasanya.

Rencana awal yang tadinya hanya SMA sebelah saja yang ikut, ternyata SMA Bintang juga ikut berpartisipasi dalam perlombaan ini.

Jeva yang malas dengan keramaian pun hanya duduk di samping Jevian yang tengah memperhatikan para siswa yang tengah pemanasan.

Lomba pertama yang akan diadakan adalah futsal, kebetulan ia akan menonton teman-temannya yang tengah bersiap.

Jeva tentu tidak hanya bersama dengan Jevian, ada Reza dan kedua sahabat Jeva disini. Kenapa ada Reza? Karena Jeva dan Reza ditunjuk sebagai penanggung jawab kelas XI Mipa 4. Jika keduanya berpisah dan ada yang mencari mereka maka akan sulit jika mereka mencari keduanya yang berada di tempat yang tak sama.

Maka dari itu dengan inisiatif teman-temannya, Jeva dan Reza disatukan dalam satu tempat yang sama.

Jevian juga bersama dengan Rama dan sahabatnya yang juga dari sekolah sebelah.

"Panas banget.." keluh Jeva.

Jevian menggeleng kecil, tingkah pacarnya ketika sedang malas ya begini. Kebanyakan mengeluh dan berkomentar.

Untung saja telinganya sudah terbiasa mendengar segala cerocosan pacarnya.

"Mau diambilin payung?" tawar Reza.

Jeva tiba-tiba terkekeh, merasa lucu akan tawaran dari ketua kelasnya itu. Hei, memangnya ada yang membawa payung?

"Kenapa deh lo?" tanya Joya yang heran akan sikap temannya.

Reza menatap lamat Jeva, kemudian berdehem sebentar sebelum berbicara.

"Lo ngerasa aneh gue nawarin gitu? Ada kok yang bawa payung, tadi si anak mami bawa dua katanya kalo ada yang mau pinjem tinggal ambil ke kelas," ujar Reza menjelaskan.

Jeva menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia merasa bersalah karena telah salah pemikiran.

"Hehe, gue taunya gak ada."

Reza hanya tersenyum maklum. Lagian siapa yang akan membawa payung ke sekolah?

Gaby saja yang membawa payung khusus hari ini, untuk hari biasanya ia tidak akan membawa payung.

"Jadi gimana? Mau diambilin?"

Jeva mengetuk jarinya pada dagu kemudian menoleh ke arah Jevian yang tengah menatapnya.

Sadar akan tatapan pacarnya, Jevian lantas mengangguk. Ia tahu Jeva butuh persetujuan darinya.

"Boleh deh, tapi ngrepotin gak nih? Takutnya kan gue ngrepotin lo, jarak kelas dari lapangan kan jauh."

Reza menggeleng, "Gak papa lah, untung-untung buat pemanasan," candanya.

Jeva terkekeh, tangannya tak lupa menepuk pundak Reza.

"Iya deh pak ketu."

Reza hanya terkekeh kemudian pergi meninggalkan Jeva dan teman-temannya.

Joya langsung berpindah tempat saat Reza mulai menjauhi tempat tadinya ia singgah. Joya langsung duduk di tempat Reza semula.

"Kok bisa sih kalian pacaran kayak gini? Apalagi si Jevian, lo mau-mau aja di tigain sama Jeva," ucap Joya mengeluarkan unek-uneknya.

"Diempatin," ralat Joya.

Jeva terkekeh pelan, ia menatap sahabatnya yang tengah menggebu-gebu.

"Jejep kan sayang sama gue, dia mana berani marahin gue, iya gak yang?" tanya Jeva dengan kedipan sebelah mata.

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang