23

1.4K 66 0
                                    

Jeva beserta keluarga kini disibukkan dengan persiapan acara ulang tahun Ivy yang akan diadakan nanti malam.

Semua persiapan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari membuat Jeva bisa bernafas lega. Dia dan keluarga hanya akan memilih pakaian yang akan digunakan nanti malam.

Sebelumnya Ivy sudah meminta dibuatkan baju oleh designer kenalannya dan sudah jadi tiga hari yang lalu. Ivy memang sengaja meminta agar dibuatkan secepatnya.

Ivy dan Bara akan mengenakan pakaian couple, sengaja Ivy memilih itu agar ia dan Bara terkesan kompak. Raiden akan mengenakan pakaian yang sama seperti Devan, hanya saja motif bajunya yang berbeda. Sedangkan Jean dan Jeva mengenakan pakaian couple.

Anak SMA Juanda tidak banyak yang tahu jika Jean dan Jeva adalah saudara. Jika keduanya disandingkan akan terlihat seperti sepasang kekasih berwajah mirip. Tapi jika dilihat lebih seksama lagi, keduanya tidak mungkin jika bukan saudara kalau wajah mereka mirip.

Hari ini Jaxon berada di rumah Jeva. Anak itu memakai pakaian yang serasi dengan Jean. Sengaja, Jean sendiri yang meminta.

Cowok itu tumben-tumbenan mau couplean sama Jeva dan samaan dengan Jaxon. Biasanya Jean itu paling malas jika samaan pakaiannya.

Arsya sendiri tentu mengenakan pakaian yang serasi seperti Ivy. Rencananya anak itu akan dibawa Ivy dan Bara untuk dikenalkan sebagai anak terakhir mereka.

Kalau Jaxon? Tenang saja. Nanti kalau saatnya tiba, anak itu akan dianggap sebagai anak Jeva dan Jevian. Kalau ada yang menentang bagaimana? Loh itu kan bukan urusan Jeva dan Jevian, toh mereka tidak peduli.

"Kakak! Aku dibelikan bandana sama mama," ucap Arsya dengan girang.

Jeva terkekeh melihat keantusiasan Arsya yang baru saja dibelikan bandana oleh mamanya. Selain suka strawberry, Arsya juga suka bandana.

"Kebiasaan belinya warna merah," ucap Raiden.

Arsya mendelik tak suka. Gadis itu langsung menghampiri Raiden dan memukul tangannya dengan keras.

Raiden terkekeh saat tangan mungil itu memukul tangannya. Tidak sakit karena tenaga Arsya tidak sebesar tenaganya.

"Kenapa si cantik? Bang Raiden kan udah bener ngomongnya," ucap Raiden.

Arsya kembali memukul tangan Raiden. Kakak laki-lakinya itu sungguh membuatnya merasa kesal. "Bang Iden diem deh, aku kesel!"

Raiden tertawa saat melihat Arsya menghentakkan kakinya dengan kesal. Entahlah, saat melihat gadis kecil itu kesal ia jadi merasa lucu melihatnya.

"Udah si bang, kasian tuh mukanya merah," sahut Jeva.

Jeva yang mengatakan benar adanya pun langsung mendapatkan pukulan dari tangan Arsya. Jeva mengernyit bingung kala melihat adiknya itu cemberut. "Ih kakak! Muka aku putih, gak melah!"

Bukannya merasa sakit, Jeva langsung terkekeh. Arsya ini sangat menggemaskan, jiwa usilnya kan meronta-ronta ingin mengusili gadis kecil itu.

"Kak Jeje aku bilangin ke mama ya!" ancam Arsya. Gadis kecil itu sudah mengambil ancang-ancang untuk pergi menemui mamanya.

Raiden memutar bola matanya malas. Anak kecil memang suka mengadu ya? Iya jadi ingin menculik Arsya agar gadis itu tidak mengadu.

"Jangan cepu cil," ucap Raiden yang sukses membuat Arsya merasa bingung.

Arsya mendekat ke arah Devan yang tengah bermain game, gadis itu melirik Raiden sebentar. "Kak Epan, cepu itu apa?" tanyanya polos.

Devan menoleh sebentar, lalu ber-oh. Saat sadar ucapan sang adik, ia langsung menatap tajam.

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang