46

888 46 0
                                    

Pagi hari yang harusnya menjadi pagi yang indah, malah menjadi buruk. Rutinitas yang akan Jeva lakukan bersama ketiga kakaknya tiba-tiba harus ditunda.

"Jason liat deh, mochi lucu banget ya?"

"Jason jangan nakal ama Acha."

"Jason cobain ini deh, enak."

"Minggir Jason, mobil Acha mau lewat."

Penyebab utama yang membuat keempat kakak beradik itu menunda rutinitas pagi sedang bermain bersama dengan seorang bocah laki-laki yang nampak sibuk dengan mainannya sendiri.

Ya, Arsyabilla Orlando atau kerap dipanggil Acha yang menyebabkan keempat kakak beradik itu tidak jadi joging.

Pagi-pagi sekali, Acha menggandeng Jaxon yang sepertinya baru bangun tidur menuju ruang keluarga yang dimana keempat bersaudara itu tengah mendiskusikan tempat yang akan mereka tuju.

Gadis kecil itu berkata saat melihat keempat kakaknya tengah menatapnya dengan bingung.

"Acha mau kakak four nemenin kita main, mama sama papa mau keluar kota."

Dan karena inilah keempatnya tidak jadi jogging. Apalagi saat kedua orang tua mereka mengancam akan mengurangi jatah jajan mereka selama setahun. Yang artinya mereka hanya akan mendapatkan uang yang nominalnya sedikit.

Hal itu tentu akan menghambat kebebasan mereka dalam membeli sesuatu. Apalagi kebiasaan keempatnya yang suka membeli barang kesukaan mereka yang harganya terbilang mahal.

Akhirnya mau tak mau mereka harus menuruti keinginan anak bungsu demi terhindar dari ancaman yang bisa saja menjadi kenyataan hanya karena mereka tidak mau menuruti Acha.

Mungkin sekarang Acha menggantikan peran Jeva yang dulu selalu diratukan oleh keluarganya. Ya, meskipun Jeva sendiri masih tetap diperlakukan sangat baik oleh keluarganya.

Jika Jeva ratu, maka Achalah princessnya.

"Jaxon udah bisa jalan?"

"Lah lawak, Jaxon semingguan disini lo gak liat dia bisa jalan?" sahut Devan yang merasa aneh pada adik keduanya.

Raiden mendengus, dia kan gak merhatiin Jaxon sejak anak kecil itu ada di kediaman Lalubis.

"Ya gue mana tau," ucap Raiden.

Devan yang gemas langsung memukul kepala kembarannya pelan. Dasar ya, Raiden ini terlalu bodoamat sama sekitar. Sampe-sampe Jaxon yang udah bisa jalan aja dia gak tahu, padahal serumah.

"Das--"

"Jason jangan kasih makan mochi banyak-banyak, nanti dia kekenyangan."

Pertengkaran si kembar pun harus berhenti saat mendengar ucapan Arsya. Gadis itu tengah memarahi Jaxon yang memberi banyak makan pada mochi.

Jaxon sendiri diam sambil menatap Arsya dengan tatapan polosnya, anak kecil itu tidak tahu apa yang dibicarakan Arsya.

Jeva terkekeh sendiri melihat interaksi kedua anak kecil itu, dia langsung mendekat dan mendudukkan Jaxon di pangkuannya. Pasti Jaxon terkejut saat Arsya memarahi anak itu.

"Kakak cantik, liat kan mochi jadi gemuk gara-gara Jason," adu Arsya.

Jeva tersenyum tipis. Memang ya, anak kecil tingkahnya lucu bin aneh. Harusnya kan dia bersyukur si mochi gemuk gak kurusan, eh dia malah marah.

"Mochi kalo gemuk bagus loh Cha, nanti kalo mochi kurus malah kasihan. Dikira nanti mochi gak dikasih makan," ujar Jeva mencoba memberi pengertian.

Arsya terdiam menyimak Jeva, gadis kecil itu kemudian mendudukkan mochi di pangkuannya. Tangan kecil Arsya mengelus kepala mochi dengan gerakan pelan.

"Emang iya kak? Bukannya kalo kegemukan nanti perut mochi bisa meledak?"

Raiden dan Devan yang kebetulan menyimak perbincangan kakak beradik itu langsung tertawa ngakak. Pikiran dari mana itu? Meledak? Yang benar saja.

Jeva sendiri menahan tawa, kalo dia ketawa nanti si Arsya malah marah padanya, kan bisa susah bujukin si Arsya kalo lagi ngambek.

"Enggak Cha, perut mochi kan bukan balon," ujar Jeva.

Arsya menatap polos Jeva yang tengah menjelaskan. Dia kemudian kesal sendiri karena mengira perut mochi bisa meledak kalo kegemukan.

"Tapi kak.. kata Leo kalo perut mochi gemuk nanti bisa meledak," ujar Arsya.

Jeva terkekeh kecil. Dasar ya si Arsya malah percaya saja dengan ucapan Leo, anak tetangga sebelah kanan kediaman Lalubis.

"Enggak lah, masa perut bisa meledak Cha? Kalo meledak pasti diisi angin," celetuk Devan.

Arsya cemberut. Dia kan tidak tahu. Harusnya yang disalahin itu Leo, kenapa dia bisa bilang gitu sama Arsya.

"Salah Leo ya kak, bukan Acha!"

"Lagian nih Cil, ngapain si lo main sama si singa itu? Udah tau dia sesat malah masih main sama dia," ucap Raiden.

Jeva langsung menatap Raiden dengan tajam. Kebiasaan Raiden nih, masa ngomong sama Arsya pake 'lo,gue'

"Language Iden!"

"Iya iya sorry."

"Tuh dengerin kak, language!" Arsya berkacak pinggang mengikuti Ivy saat sedang memarahi ketiga kakaknya.

Jeva ingin tertawa melihat tingkah adiknya yang begitu lucu saat memperagakan tingkah Ivy yang tengah memarahi anaknya.

"Iye bocil iye."

"RAIDEN!"

"Kaburr!!!" 








Mochinya lucu banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mochinya lucu banget

_______

2J [Jeva dan Jevian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang