CHAPTER.29

339 30 0
                                    


                        📚Happy Reading📚
________________________________________________

Orang bilang
Bahwa aku akan berakhir jadi orang bodoh
Namun aku tak ingin perhitungan
Daripada jadi seperti sebuah kemampuan
Aku tidak pernah
Merasakan cinta yang perhitungan
Aku tahu rasanya
Akan sedingin musim dingin
Namun aku masih ingin mencobanya
Jika kamu mendorongku
Aku akan jatuh, cukup angkat aku lagi
Bahkan jika aku menarikmu
Kamu tak harus datang

***

Cuz I’ll be in love maze
Cuz I’ll be in love maze

Seontaegui miro soge gatyeo
Makdareun hondon soge jichyeo
Urin jeongdabeul chaja hemaesseotjiman
Lost in the maze, in the darkness

Kkeuteopsi gireul dalligo dallyeobwado
Jeo sumaneun geojit auseongdeuri
Uril gallanoeul su isseo
Jeongmarin geol baby

Urin uriman mideoya hae
Du son nochimyeon an dwae
Yeongwonhi hamkkeyeoya hae, hae

Tepat di saat bagian rapp-nya leader Bangtan, Elsa mengerjapkan matanya beberapa kali.

Bibirnya yang awalnya sibuk mengikuti lirik lagu yang ia dengarkan lewat headset yang terpasang di telinga kanannya, mendadak terbungkam.

"Er-Erika?"

Jarak antara mobilnya tidaklah terlalu jauh dari presensi wanita yang tengah berlari dari arah rumah sakit itu, pun Elsa sendiri mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Sedang apa dia dari rumah sakit?" gumamnya sembari melirik ke gedung rumah sakit sekilas.

Akan tetapi, sedetik kemudian sudut bibirnya tertarik pasti saat melihat Erika menangis tersedu-sedu lalu hendak menyeberang ke sisi jalan.

Seringainya begitu kentara. Entah apa yang ia pikirkan, yang jelas kakinya dengan spontan menginjak pedal gas dengan kuat.

"Mati kau!"

***

Jimin sudah standby di luar gedung rumah sakit sejak pagi. Lebih tepatnya saat melihat Erika keluar dari mansion Kim.

Kemarin dia sama sekali tidak bisa bertemu dengan wanitanya itu di karenakan penjagaan di mansion itu cukup ketat.

Sekali lagi Jimin menggunakan otaknya untuk bekerja.

Kini Jimin tengah berada di dalam mobilnya, yang terparkir cukup jauh dari rumah sakit, tetapi bisa dengan jelas melihat siapapun yang keluar masuk di sana.

Sejauh ini ia hanya sibuk memantau.

Dia tidak mau gegabah. Menurutnya, harus dengan cara cantik untuk mendapatkan wanita incarannya itu.

Terbukti Erika sendiri masih begitu lembut memperlakukannya saat lusa kemarin mereka bertemu di restaurant, itu tandanya wanita itu belum tau sama sekali kalau dirinya dulu  pernah melecehkannya.

Jimin merasa posisinya masih aman.

Dia belum menyerah dan terus mengupayakan apapun demi mendapatkan wanta itu.

Alexa. Istrinya. Dia tidak peduli. Sekalipun papanya terus menyuruhnya untuk pulang ke Italia Jimin tidak menanggapinya.

Ia ingin mencari kebahagiaannya sendiri, dan kebahagiaannya adalah tentang Erika.

"Tuan muda, sepertinya itu nyonya Erika," ujar Hoseok yang duduk di kursi kemudi.

Jimin berjengit. Menajamkan penglihatannya, pun sedetik kemudian dia tersenyum senang.

Akan tetapi, saat melihat Erika berlari dengan terisak, Jimin langsung mengerut keningnya. "Itu ... Apa Erika sedang menangis?"

"Sepertinya begitu, Tuan."

🔞KARMA is REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang