📚Happy Reading📚
_______________________________________________"Kamu sudah siap, Sayang?"
Pria itu bertanya seraya membawa tatapan yang begitu lembut dan juga menyentuh.
Erika yang tengah duduk di atas kursi kecil di depan meja riasnya, sedikit tersentak, mana kala telapak tangan besar itu berlabuh di kedua sisi bahu sempitnya.
Memberinya usapan pelan, lantas menyematkan dagunya disana.
Chup!
"Kenapa istriku tampak berkali-kali lipat cantik hari ini," pujinya sembari mematri sebuah senyuman yang kelewat memikat.
Selanjutnya, pria Jeon itu membawa pucuk hidungnya untuk menyentuh lembut sisi pipi mulus bagian kiri wanita cantik yang tubuh bak gitar spanyolnya tengah di balut gaun berwarna merah menyala, dengan pita besar di bagian perut rampingnya.
"Tidak perlu basa-basi. Kalau memang sudah, ayo kita berangkat sekarang juga." Erika menyarkas dengan wajah di semat ketus. Mendorong pribadi gagah itu agar mendapati jarak di antara keduanya.
"Uhm .., sensi sekali sih istri cantikku ini. Mau kedepatan tamu, ya?" godanya dengan wajah tak berdosa, yang malah semakin membuat Erika mencebik kesal.
"Dasar sinting!"
Mendengar itu, bukannya marah, Jungkook malah melepaskan kekehannya.
Jari-jarinya melayang untuk memberikan usapan penuh cinta pada gelungan rambut indah itu. Namun, segera di tepis oleh si empunya yang memilih bangkit dari posisi duduknya.
Erika melenggang begitu saja, meninggalkan pria itu yang tengah sibuk menggelengkan kepalanya dengan masih terus membawa senyuman di bibirnya.
Wanita itu sudah bertekad, untuk tidak mau tertipu lagi dan lagi oleh pria yang masihlah berstatus sebagai suaminya itu.
Perlakuan lembut juga romantis Jungkook kepadanya, menurutnya hanyalah sebuah kamuflase.
Setelah ini, dia akan benar-benar menegaskan perihal hubungannya dengan pria Jeon itu.
Tidak ada, sama sekali tidak ada yang bisa dan ingin ia pertahankan. Rasa sakitnya masihlah belum terobati, kekecewaannya bahkan malah semakin terasa mendarah daging.
Hubungannya dengan Jungkook sudah seperti layangan tanpa benang. Melayang di langit lepas, tetapi tidak memiliki kekuasaan untuk mengarahkannya, kecuali membiarkan embusan angin yang jauh lebih berhak untuk menerbangkannya, yang dengan mudah bisa di ketahui tidak akan memiliki tujuan pasti kedepannya.
Sekalipun tangan dari keduanya memanjang untuk berusaha saling menarik, hanya akan ada kepedihan, juga kesakitan, lantaran temali itu berhasil menggores kulit dan menimbulkan luka yang jauh lebih dalam.
Tetap dalam komitmennya, Erika pantang untuk di berikan madu, selamanya dia tidak akan pernah mengizinkan adanya dua kursi dalam rumah tangganya.
Akan ada yang tinggal dan juga harus ada yang pergi, dan pada situasi ini, Erika lah yang memilih untuk membawa langkahnya pergi, demi kebahagiaan yang baru saja mulai ingin ia rajut.
"Kita berangkat sekarang, Tuan?" tanya Yoongi saat Jungkook dan Erika sudah berhasil masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu dan duduk bersebelahan di kursi penumpang.
"Jalankan mobilnya," titah Jungkook yang langsung di angguki oleh pria Min itu.
Mobil pun mulai melaju dengan kecepatan sedang, perlahan mulai meninggalkan pekarangan vila itu.
Erika memilih duduk menghadap ke jendela, dengan usaha mengabaikan Jungkook yang terus saja mengajaknya berbicara.
'Kapan aku bisa seperti mereka,' Erika membatin, saat melihat sepasang suami istri tengah tergopoh berlarian mengejar seorang anak perempuan kecil dengan rambut hitam panjang yang di kuncir kuda.

KAMU SEDANG MEMBACA
🔞KARMA is REAL
Fiksi PenggemarADULT⛔ RATE 21+++ SEBELUM BACA FOLLOW DULU, guys! "Kamu hanya milikku, sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskanmu. Aku bisa menghabisi siapa saja di antara mereka yang berusaha merebutmu dariku." Jeon Jungkook. "Aku berjanji tidak akan perna...