CHAPTER.10

490 49 1
                                    

                        📚Happy Reading📚
________________________________________________

"Sayang, wajahmu tampak pucat. Apa kamu sedang sakit?"

Erika, wanita itu baru saja selesai menyirami tanaman, saat mendapati sosok sang ibu mertua tengah duduk bersantai di ruang keluarga, sembari membuka-buka majalah fashion di tangannya.

Dengan langkah santai, Erika berjalan menghampiri Mama Jungkook. Senyumnya terlihat dipaksakan, karena Erika tidak mau terlihat sendu di hadapan mertuanya, meskipun kepalanya teramat sangat sakit saat ini.

"Tidak, Ma. Hanya saja kepalaku mendadak terasa pusing," jawab Erika seraya duduk di sisi sang ibu mertua.

Mama Jungkook tersenyum lembut, mengusap surai Erika sayang. Lalu memeluknya.

"Apa kamu sudah memeriksakannya," tanya wanita paruh baya itu. "Barangkali kamu sedang isi," terkanya.

Erika tersipu, saat tangan wanita paruh baya itu mengusapi perut ratanya.

Kenyataannya, dia dan Jungkook memang sudah lama menikah, bahkan usia pernikahan mereka hampir lima tahun dan bulan depan adalah anniversary ke-lima mereka.

Akan tetapi, untuk masalah keturunan, sepertinya Tuhan memang belum mengizinkan mereka untuk memilikinya.

"Erika baru saja kedapatan tamu, Ma. Apa iya bisa langsung isi," ujarnya sambil tertawa lirih.

"Hm, bisa saja, kan. Biasanya kalau habis ketemu palang merah, adonannya bisa langsung top cer." Mendengar itu, Erika langsung membungkam mulutnya saat tawanya serasa ingin meledak.

"Doain aja, ya, Ma. Semoga Erika bisa cepetan dapat momongan. Terima kasih karena Mama selama ini selalu ada buat Erika," ucapnya bahagia. Menurut Erika, mertuanya bahkan tidak seperti mertua, dia merasa beruntung karena memiliki dua ibu yang menyayanginya sepenuh hati.

"Kamu ngomong apa sih, sayang. Kamu putri Mama, tentu saja Mama akan selalu ada buat kamu. Ya sudah, sana minum obat dulu, lalu istirahat di kamar."

"Baik, Ma."

Erika pun beranjak meninggalkan sang ibu mertua untuk menemukan pelayan paruh baya di belakang.

Tidak sengaja bersisipan dengan Jimin, yang baru saja turun dari tangga. "Oppa gak berangkat ke kantor?" tanya Erika.

Jimin langsung menggeleng, "Hm, lagi gak enak badan, pengen istirahat aja di rumah. Kamu sakit?" tanya Jimin, mengarahkan punggung tangannya untuk menyentuh kening Erika.

Erika sedikit menghindar, lalu tersenyum tipis. "Cuma pusing aja, kog. Ini lagi cari Ahjumma Choi, mau minta obat," ucapnya terus terang.

Jimin tersenyum manis.

"Lebih baik kamu masuk aja ke kamar, biar aku yang minta sama Ahjumma buat bawain kamu obat," titahnya.

Erika sedikit menimbangnya, namun tatapan meyakinkan Jimin membuatnya mengangguk. "Terima kasih, oppa. Kalau begitu aku naik ke atas dulu," pamitnya.

"Hmmm ...."

Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Erika langsung manaiki tangga untuk masuk ke dalam kamarnya, kamar milik Jungkook yang ada di mansion itu.

Di balik punggungnya, Jimin menarik sudut bibirnya membentuk seringai kecil. Lalu mengalihkan pandangannya dan bergegas mencari Ahjumma Choi untuk meminta obat sekaligus meminta untuk di buatkan minuman Jahe hangat untuk Erika.

***

Di dalam kamar, Erika langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kepalanya begitu pening, terasa sangat berat dan berputar-putar.

🔞KARMA is REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang